Bacalah keseluruhan pasal ini atau dengarkan audio dari kisah Ester pasal 1. Dan pembahasan hari ini agak panjang, jadi sediakan waktu untuk membaca lebih lama.

Dari pasal ini, saya tertarik untuk membahas mengenai ratu Wasti. Saat itu raja Ahasyweros mengadakan pesta perjamuan, begitu pula dengan ratu Wasti. Jadi keduanya sama-sama mengadakan pesta perjamuan. Mari kita baca ayatnya.

“pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda.”

Ester 1:3

“Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.”

Ester 1:9

Apakah kedua pesta perjamuan ini ada perbedaannya? Lalu mengapa Wasti menolak saat diminta untuk “… menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.” (Ester 1:11) apakah memang Wasti adalah istri yang tidak baik karena menolak permintaan sang suami, yaitu raja? Mari kita baca penjelasan di bawah ini:

“Kita membaca dengan sepintas tentang pesta ratu Wasti. Ini bukanlah pesta yang dihadiri oleh orang-orang yang tidak senonoh, namun pesta yang diadakan ratu untuk para perempuan yang memiliki kedudukan di kerajaan, yang menyenangi sopan santun yang sederhana, tanpa percabulan dan sensualitas.

Manuscript 29, 1911, Par. 26

Adalah ketika raja tidak sadar, ketika pikirannya diturunkan oleh praktik minum anggur raja mengirim perintah kepada ratu, sehingga mereka yang hadir dalam jamuan pestanya, yaitu orang-orang yang dimabukkan dengan anggur, boleh melihat kecantikannya. Ratu Wasti bertindak sesuai dengan hati nurani yang murni.

Manuscript 29, 1911, Par. 27

Wasti menolak untuk mematuhi perintah raja, dengan berpikir ketika ia datang, raja akan menyuruhnya melakukan suatu hal. Tetapi raja memiliki penasihat-penasihat yang tidak bijak. Mereka berpendapat bahwa kuasa yang diberikan kepada wanita adalah yang dapat menghancurkan dia [wanita]”

Manuscript 29, 1911, Par. 28

Jika raja mempertahankan martabat kerajaannya dengan mempraktikkan kebiasaan bertarak, ia tidak akan pernah membuat perintah ini. Namun pikirannya dipengaruhi oleh anggur yang sudah sering ia minum dengan bebas, dan ia tidak dapat untuk berlaku bijak.

Manuscript 39, 1910, Par. 6

Ketika perintah ini datang dari raja, Wasti tidak melaksanakan perintahnya, karena ia tahu anggur itu sudah dikonsumsi dengan bebas, dan Ahasyweros berada di bawah pengaruh minuman keras. Demi suaminya dan juga dirinya, ia memutuskan untuk tidak meninggalkan posisinya sebagai kepala para wanita di kerajaan. [Ester 1:12 dikutip]”

Manuscript 39, 1910, Par. 7

Dari sini kita belajar beberapa hal, yaitu:

Pertama, jika kita mengadakan pesta perjamuan, biarlah pesta itu diadakan dengan sopan santun yang sederhana, tanpa percabulan dan sensualitas.

Kedua, praktikkan kebiasaan bertarak dalam kehidupan kita. Ingatlah bahwa minuman yang memabukkan akan membuat pikiran kita tidak bijak di dalam memutuskan segala sesuatu yang bisa saja berakhir dengan penyesalan. Ingatlah bahwa salah satu penghalang kita di dalam mempelajari firman Tuhan adalah minuman keras. Pembahasan bisa didengarkan di: https://youtu.be/epjHfFRchm8?si=h4-MxAWfP3MIbMXP

Ketiga, jadilah seperti Wasti yang berani menolak sesuatu yang memang salah. Jika ada sesuatu yang salah atau tidak seturut dengan prinsip Alkitab atau kehendak Tuhan, maka kita harus berani untuk menolak dan berkata “tidak.”

Kiranya renungan hari ini boleh memberkati kita semua.

Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami