Setelah “pertemuannya” dengan Tuhan di jalan menuju Damsyik, Saulus disuruh Tuhan untuk melanjutkan perjalanannya hingga ke dalam kota itu.
Kisah Para Rasul 9:6-8 mencatat, “’Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.’ Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.”
Mari sekarang kita fokus ke dalam kisah di mana Saulus tidak dapat melihat dan dituntun oleh teman-temannya ke Damsyik. Apa aplikasi rohani yang dapat kita ambil?
Di dalam kehidupan, kita mungkin ditempatkan Tuhan menjadi seperti teman-teman Saulus. Apa artinya?
Mungkin kita adalah orang-orang yang sudah mengenal kebenaran dan berjalan dalam kebenaran itu, dan kita mempunyai teman seperti Saulus, yaitu teman yang belum pernah mendengar kebenaran, atau teman yang sementara dalam proses mengenal kebenaran. Disitulah Tuhan mau menggunakan kita untuk menuntun mereka, membantu mereka mengenal kebenaran sejati.
Bagaimana caranya kita menuntun? 1 Timotius 4:12 mencatat, “… Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”
Mari kita renungan, apakah dalam setiap aspek kehidupan kita sudah menjadi teladan yang baik? Teladan yang membawa teman-teman kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, atau sebaliknya?
Jika selama ini kita belum menjadi teman yang baik yang menjadi teladan untuk menuntun teman-teman kita lebih dekat kepada Tuhan, mintalah kuasa Tuhan supaya Ia dapat menggunakan kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.