Cinta… tidaklah tak beralasan; cinta itu tidak buta. Cinta itu murni dan suci. Tetapi nafsu hati secara umum adalah suatu hal yang sangat berbeda.
Sementara cinta yang murni melibatkan Tuhan di dalam rencananya dan selaras dengan Roh Tuhan, maka nafsu itu akan menjadi keras kepala, tergesa-gesa, tidak masuk akal, melawan segala penahanan diri, dan akan menjadikan pilihannya menjadi berhala.
Di dalam semua tingkah laku seorang yang mempunyai cinta sejati, kasih karunia Tuhan akan dinyatakan. Kesopanan, kesederhanaan, ketulusan hati, moralitas, dan agama adalah yang menjadi ciri segala langkah menuju kepada persekutuan dalam pernikahan.
“Mereka yang dapat dikendalikan tidak akan terserap ke dalam pergaulan satu dengan yang lain, sehingga tidak ada perhatian terhadap kumpulan permintaan doa dan upacara-upacara kebaktian. Semangat mereka terhadap kebenaran tidak akan mati sebab kelalaian terhadap segala kesempatan dan hak-hak yang telah dikaruniakan Tuhan dengan murahnya kepada mereka.”
Review and Herald, September 25, 1888
Cinta yang tidak memiliki fondasi yang lebih baik daripada hanya sekedar pemuasan hawa nafsu akan menjadi keras kepala, buta, dan tidak dapat dikendalikan. Kehormatan, kebenaran, dan setiap kuasa pikiran yang mulia dan tinggi ditaklukkan kepada perhambaan hawa nafsu.
“Orang yang terikat di dalam rantai kegila-gilaan ini terlalu sering tuli terhadap pertimbangan yang sehat dan hati nurani; baik penerangan maupun bujukan tidak akan dapat mengajak dia untuk melihat kebodohan sikapnya itu.”
Signs of the Times, July 1, 1903
“Cinta yang benar bukanlah nafsu besar, berapi-api, dan tidak sabar. Sebaliknya, ia tenang dan dalam. Cinta memandang jauh ke depan daripada sekedar apa yang terlihat di luar, dan hanya tertarik dengan kualitas. Ia bijaksana dan tahu membedakan, penyerahannya adalah sungguh-sungguh dan kekal.”
Testimonies for the Church, Vol. 2, 133
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.”
1 Korintus 13:4-5
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.