Melanjutkan pembahasan kemarin, hari ini kita akan membahas poin yang ketiga. Mari kita kembali membaca Imamat 24:8, “Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.”
Kita sudah belajar kemarin bahwa ada hari persiapan. Bagaimana dengan hari Sabat itu sendiri? Seperti roti sajian itu paling spesial pada hari Sabat—karena itu adalah roti baru yang fresh—hari Sabat haruslah juga menjadi hal yang paling spesial bagi kita. Itu seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan bagi kita. Seperti yang kutipan ini katakan, “Berbakti kepada Tuhan haruslah menjadi suatu kesenangan.” (My Life Today 29.5)
Dan makanan rohani kita pada hari Sabat juga haruslah menjadi yang paling spesial. Apa artinya?
Bagi setiap orang arti spesial itu berbeda-beda. Mungkin ada yang merasa bahwa spesial itu berarti belajar firman Tuhan 2x lipat pada hari Sabat, ada yang belajar firman bersama dengan teman-teman, ada yang membagikan firman itu kepada orang lain saat mengadakan kunjungan, dan hal-hal lainnya.
Tetapi satu hal yang pasti, saat kita “memakan” firman Tuhan pada hari Sabat, itu adalah sangat spesial karena ada berkat ganda yang kita terima—berkat dari firman itu sendiri dan berkat atas hari Sabat sebagaimana Tuhan memberkatinya sejak awal (Kejadian 2:3).
Jadi saat kita menyambut Sabat, ingatlah bahwa itu adalah hari yang spesial bagi Tuhan dan bagi kita semua. Ada berkat yang berlipat ganda yang Tuhan mau berikan kepada kita yang mau menerimanya.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.