Selamat pagi! Pagi ini kita akan belajar dari sebuah kisah Paulus dan Silas saat sedang memberitakan injil di kota Filipi, kota pertama di bagian Makedonia dan suatu kota perantauan orang Roma (baca kisah lengkapnya di Kisah Para Rasul 16).
Di kota itu mereka tinggal beberapa hari dan di kota ini mereka harus mengalami kesusahan. Pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Tidak hanya mendera mereka, tetapi mereka juga dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
Kesusahan apa yang dialami oleh Paulus dan Silas selama di penjara?
“Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.”
Kisah Para Rasul 16:24
Apakah Paulus dan Silas mengeluh atau memberontak saat kaki mereka dibelenggu? Apakah mereka menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dengan diri mereka?
Tidak! Mereka tidak mengeluh atau menyalahkan Tuhan. tetapi Alkitab mencatat, “kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.” (Kisah Para Rasul 16:25)
Di tengah-tengah kesusahan yang mereka alami di penjara, mereka tetap memuji Tuhan. Mereka tidak bersungut-sungut ataupun mengeluh ataupun menyalahkan Tuhan. Pertanyaan bagi kita saat ini: apakah saat ini kita mengeluh saat kita mengalami kesusahan? Jika ya, mari kita sama-sama belajar untuk tetap selalu memuji Tuhan.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
1 Tesalonika 5:18
Kiranya renungan pagi ini boleh memberkati kita semua. Amin.