Selamat Sabat!
Kita harus menjadi terang dunia. Pertanyaannya adalah, “Apakah terang yang terpancar itu benar-benar berasal dari diri kita sendiri? Ataukah ada sumber terang?”
“Dalam diri umat manusia tidak ada terang. Terpisah dari Kristus kita adalah bagaikan lilin kecil yang tidak menyala, bagaikan bulan ketika wajahnya dipalingkan dari matahari; kita tidak mempunyai seberkas cahaya pun untuk dipancarkan ke dalam kegelapan dunia. Tetapi apabila kita menghadap kepada Matahari Kebenaran, apabila kita berhubungan dengan Kristus, seluruh jiwa diterangi dengan cahaya kehadiran Ilahi.”
Thoughts From the Mount of Blessing 40.1
Jadi sumber terang itu adalah Kristus. (Baca Yohanes 1:1-9)
“Walaupun Juruselamat kita itu adalah sumber terang yang besar, jangan lupa hai orang Kristen, Dia dinyatakan lewat umat manusia. Berkat-berkat Allah diberikan lewat perantara manusia.”
Thoughts From the Mount of Blessing 40.2
Lalu bagaimana kita bisa menjadi terang jika di dalam diri kita sendiri sebenarnya tidak memiliki terang? Apakah kita harus berjuang?
Mari kita perhatikan Matius 5:16. Yesus tidak meminta murid-murid itu “Berjuang membuat terangmu bercahaya.” Dia berkata, “Hendaknya terangmu bercahaya.”
Apa artinya?
“Jika Kristus tinggal dalam hati, tidak mungkin untuk menyembunyikan terang kehadiran-Nya. Jika orang-orang yang mengaku pengikut Kristus bukan terang dunia, itu disebabkan kuasa yang sangat penting itu telah meninggalkan mereka; jika mereka tidak memiliki terang untuk diberikan, itu disebabkan mereka tidak memiliki hubungan dengan Sumber terang.”
Thoughts From the Mount of Blessing 41.1
Jadi, orang-orang yang menjadi terang dunia adalah orang-orang yang memiliki hubungan yang erat dengan sumber terang itu, yaitu Kristus.
Pertanyaan bagi kita semua, “Apakah saya sudah memiliki hubungan yang erat dengan Kristus setiap hari bahkan setiap saat?”
Jika belum, marilah kita mulai memperbaiki hubungan kita dengan-Nya.
Kiranya berkat Sabat menjadi bagian kita semua. Amin.