Sebelum ada dosa, Adam dan Hawa dapat berkomunikasi dengan Allah secara bebas. Namun, kondisi berubah sejak manusia jatuh dalam dosa. Dosa merupakan penghalang yang membatasi kita dengan Allah. “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1, 2)
Itulah mengapa Matius mengajar kita untuk berdamai lebih dahulu sebelum mempersembahkan korban persembahan. “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Matius 5:23, 24)
Yesus rela meninggalkan kedudukan-Nya di Surga dan datang ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia. Pengorbanan-Nya telah menembus dinding yang membatasi manusia dengan Allah. Kita seharusnya menerima upah dosa, yaitu maut. Namun, “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.” (2 Korintus 5:19)
Luar biasa bukan kasih Tuhan pada kita? Kiranya kita selalu mengasihi Tuhan dengan menuruti perintah-Nya karena Ia telah lebih dahulu mengasihi kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.