Melanjutkan kisah Raja Asa dan bangsa Yehuda, karena kesetiaan dan kesungguh-sungguhan mereka untuk mencari Tuhan, mereka berada di dalam perlindungan Tuhan. Keamanan dan kedamaian di Yehuda sangat terasa. Apa hal berikutnya yang dilakukan Asa bagi bangsanya?
Kedua, “karena negeri itu aman dan tidak ada yang memeranginya di tahun-tahun itu, ia dapat membangun kota-kota benteng di Yehuda … memperkuat kota-kota ini dan mengelilinginya dengan tembok beserta menara-menaranya, pintu-pintunya dan palang-palangnya” (2 Tawarikh 14:6-7). Dan pembangunan itupun diselesaikan dengan sebuah keberhasilan.
Ketiga, dipersiapkanlah sebuah pasukan dari para pahlawan yang gagah perkasa yang terdiri dari “Yehuda [yang] jumlahnya tiga ratus ribu orang yang membawa perisai besar dan tombak, dan yang dari Benyamin jumlahnya dua ratus delapan puluh ribu orang yang membawa perisai kecil, sebagai pemanah” (ayat 8).
Di saat Yehuda sedang dalam keadaan yang aman, sebenarnya Raja Asa dapat memilih untuk melakukan apa yang menghibur dan memberikan dirinya kesenangan duniawi. Tetapi gantinya ia melakukan itu semua, ia mempersiapkan kerohanian rakyatnya, membangun infrastruktur negaranya, dan mempersiapkan pasukannya.
Kemudian, datanglah “Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan mereka dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta” (ayat 9). Jumlah ini adalah hampir dua kali lipat dari total pasukan Yehuda. Tetapi mereka tetap maju menghadapi dan berperang.
Di satu sisi, Asa bisa saja berpikir bahwa ia dan bangsanya siap melawan pasukan itu. Walaupun tentaranya lebih sedikit, tetapi ia sudah persiapkan. Dan bukan hanya pasukannya, negaranya telah diperkuat dengan tembok, menara, pintu, dan palang.
Namun, ingatkah renungan kita kemarin? Raja Asa sangat mengutamakan Tuhan dalam segala hal.
Dalam hal ini, walaupun Asa terlihat cukup dalam persiapannya, ia tetap berseru dan meminta Tuhan yang memimpin mereka dalam peperangan itu.
Bagaimana selanjutnya? Ada di renungan besok!
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.