Ayat ini tidak diucapkan dalam situasi yang nyaman dan aman, tetapi di tengah situasi yang tidak baik. Kondisi Yeremia sendiri ada di dalam penjara (ayat 2) sementara kota Yerusalem sedang dikepung oleh tentara Babel, dan kehancuran sudah di depan mata.

Meskipun sedang berada di tengah situasi yang tidak baik itu, Yeremia mengarahkan pandangannya kepada Allah. Ia mengingat bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, sehingga tidak ada situasi apa pun yang terlalu sulit bagi-Nya.

Pelajaran yang bisa kita dapat dari ayat ini:

Pertama, Allah yang kita sembah adalah Allah Pencipta. Segala sesuatu bermula dari kuasa penciptaan-Nya. Jika Ia sanggup menciptakan semesta, Ia juga sanggup menolong kita.

Kedua, Apa yang tampak mustahil bagi manusia, itu mungkin bagi-Nya karena “… Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!” (Yeremia 32:17). Percayalah bahwa apa yang tak bisa kita lakukan, Allah sanggup melakukannya.

Jadi, ketika hidup kita terasa berat, ketika masalah tampak mustahil dipecahkan, ingatlah doa Yeremia ini: “Tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ya Tuhan.”

Ingatlah bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang sama yang bekerja dalam hidup kita hari ini.

Kiranya renungan ini boleh menjadi kekuatan bagi kita semua.

Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami