Pemazmur berkata, “… TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit.” (Mazmur 96:4-5)
Siapakah yang patut kita sembah? Pencipta atau ciptaan? Tentu saja yang patut kita sembah adalah Pencipta kita. Itulah sebabnya Yohanes mencatat mengenai pekabaran malaikat pertama berisi, “… sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” (Wahyu 14:7)
Walaupun kita memahami konsepnya, tetapi sering kali kita lebih menghormati ciptaan dari pada Pencipta kita. Ingatlah untuk lebih menghormati Pencipta kita dan menyembahnya. Mengapa? karena sesuai nubuatan, kalau kita tidak menyembah Pencipta, maka kita akan menyembah yang lain.
Di akhir zaman, pekabaran malaikat ketiga mencatat, “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, … maka ia akan minum dari anggur murka Allah, … dan ia akan disiksa dengan api dan belerang … dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.” (Wahyu 14:9-11)
Oleh karena itu, sembahlah Pencipta, bukan ciptaan. Salah satu hukum Tuhan yang menyatakan menyembah Pencipta tercatat di dalam Keluaran 20:8-11, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” (Keluaran 20:8-11)
Jadi, ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat serta sembahlah Pencipta kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.