Mari kita baca sebuah kutipan dari buku Kemenangan Akhir yang berbunyi demikian, “Sementara bumi dibungkus oleh api kebinasaan, orang-orang benar tinggal di dalam kota suci itu dengan aman. Kematian yang kedua tidak berkuasa ke atas mereka yang bangkit pada kebangkitan yang pertama. Sementara kepada orang fasik Allah itu adalah api yang menghanguskan, kepada umatNya Ia adalah matahari dan perisai. (Wahyu 20:6; Mazmur 84:12).” (Kemenangan Akhir 711.2)
Jadi, bagi orang fasik, Allah adalah api yang menghanguskan, tetapi bagi orang benar, Allah adalah matahari dan perisai. Sangat bertolak belakang bukan?
Itulah sebabnya Alkitab mencatat, “Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat. Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.” (Ulangan 4:23-24)
Sedangkan bagi orang benar, pemazmur mencatat, “Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!” (Mazmur 84:12-13)
Pilihan ada di tangan kita, manakah yang kita pilih? Manakah yang ingin kita rasakan? Apakah api yang menghanguskan ataukah matahari dan perisai?
Jika kita ingin “matahari dan perisai,” maka jadilah orang yang hidup tidak bercela di hadapan TUHAN.
Kiranya renungan kita pada hari ini boleh menjadi berkat bagi kita semua.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.