Pernahkah kita merasa Allah tidak adil atau mungkin kita merasa cemburu dengan orang fasik yang mujur? Jika iya, mari kita ikuti renungan hari ini.
Ada begitu banyak orang yang mempertanyakan mengenai keadilan Allah karena melihat orang yang berbuat jahat tidak mendapat kesusahan. Banyak orang juga merasa ada banyak orang benar tetapi hidupnya lebih menderita. Dan akhirnya banyak orang yang berpikir untuk menjadi orang fasik saja.
Jika kita pernah merasa seperti itu atau sementara memiliki pemikiran seperti itu, maka baca atau dengarkan keseluruhan dari pasal ini.
Mazmur Pasal 73 ini dimulai dengan kalimat, “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.” (Mazmur 73:1)
Lalu Pemazmur membahas mengenai beberapa masalah yaitu mengenai keadilan Allah yang walaupun Ia adil, tetapi orang fasik sering kali makmur (ayat 3-12) sedangkan orang yang melayani Allah tampaknya lebih menderita (ayat 13-14). Pemazmur sendiri yang melayani Allah dengan setia (ayat 1,13) menjadi tawar hati saat ia membandingkan penderitaannya dengan ketenteraman dan kebahagiaan yang dialami oleh banyak orang fasik (ayat 2-3). Tetapi pada akhirnya pemazmur berkata, “Seandainya aku berkata: ‘Aku mau berkata-kata seperti itu,’ maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.” (Mazmur 73:15-17)
Pemazmur menyadari bahwa akhir dari orang fasik adalah menyedihkan (ayat 17-20) dan bersyukur karena ada berkat bagi orang benar (ayat 23-28).
Oleh karena itu, jika hari ini kita merasa bahwa orang fasik hidupnya kelihatannya lebih bahagia bahkan berkelimpahan dan baik-baik saja, ingatlah kesudahan semua orang fasik. Janganlah kita iri, tetapi tetaplah kita setia pada TUHAN sampai akhir.
Semoga renungan hari ini boleh menguatkan kita semua.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.