Pasal ini sangat baik untuk kita baca berulang kali dan renungkan agar kita selalu diingatkan bagaimana seharusnya karakter umat-umat Tuhan.
Pasal ini diawali dengan kata-kata, “Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.” (Mazmur 131:1)
Mungkin kita berpikir bahwa saat seseorang berkata bahwa dirinya tidak tinggi hati, di saat itulah dia sedang tinggi hati. Tetapi ini adalah ungkapan yang diungkapkan dengan kerendahan hati kepada TUHAN.
Hari ini saya lebih tertarik membahas mengenai tidak sombong atau kerendahan hati dan penyangkalan diri. Lalu apa hubungannya antara kerendahan hati, penyangkalan diri, dan tidak mudah marah? Mari kita baca kutipan di bawah ini.
“Mazmur pasal 131 adalah sebuah lagu yang mengekspresikan rasa percaya selayaknya anak kecil dan penyerahan diri. Pemazmur telah menumbuhkan seni dari disiplin diri pada titik dimana ia tidak lagi mencari tempat yang tertinggi.”
Nichol, Francis D.: The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy Bible With Exegetical and Expository Comment. Washington, D.C. : Review and Herald Publishing Association, 1978 (Commentary Reference Series), S. Ps 131:1
“Dalam sekolah pengalaman, pemazmur harus meninggalkan kesombongan dan keegoisan dan mengembangkan roh yang lembut dan rendah hati. Manusia yang besar di mata Tuhan adalah manusia yang memiliki kerendahan hati yang dalam. Kristus berkata di antara yang lahir dari wanita tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis (Matius 11:11), namun ia adalah salah satu manusia yang paling rendah hati. Yohanes telah mencapai puncak penyangkalan diri (lihat Yohanes 3:30). ‘Yang paling dekat dengan takhta itu sendiri ialah landasan kerendahan hati’ (lihat Yer. 45:5). Tidak ada orang yang besar selain seorang yang benar-benar rendah hati.”
Nichol, Francis D.: The Seventh-day Adventist Bible Commentary : The Holy Bible With Exegetical and Expository Comment. Washington, D.C. : Review and Herald Publishing Association, 1978 (Commentary Reference Series), S. Ps 131:1
“Kerendahan hati dalam sekolah Kristus adalah salah satu tanda dari buah Roh. Itu adalah anugerah yang ditempa oleh Roh Kudus sebagai pengudus, dan penyanggup pemiliknya sepanjang waktu untuk mengendalikan sifat yang keras dan sembrono…. Setiap hari mereka akan berhasil mengendalikan diri, sampai sifat yang tidak menyenangkan dan tidak disukai Yesus itu ditaklukkan. Mereka menyatu dengan Pola Ilahi, sampai mereka dapat menurut nasihat yang diilhamkan, ‘Hendaklah cepat mendengar, tetapi lambat berkata-kata, dan juga lambat untuk marah’ (Yak 1:19).”
Hidup yang Disucikan hlm. 15 par. 3
Jadi, kerendahan hati sangatlah penting karena itu akan menjadikan kita bisa mengendalikan sifat kita dan akhirnya kita akan menuruti salah satu nasihat Tuhan dalam pengendalian diri, yaitu lambat untuk marah.
Nyanyian ini akan menjadi pengajaran dan pengingat bagi kita agar kita boleh selalu rendah hati dan mintalah kerendahan hati dari Tuhan.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.