Bacalah kisah ini secara keseluruhan di pasal ini dan ada baiknya kita membaca mulai pasal pertama dari kitab Keluaran agar mengerti alurnya dengan baik. Karena kami hanya membagikan sedikit renungan dari setiap pasal.
Pada pasal ini, saya lebih tertarik membahas mengenai tulah pertama, yaitu air menjadi darah.
Mengapa tulah pertama adalah membuat air menjadi darah?
“Kelimpahan air sungai Nil yang menjadi sumber makanan dan kekayaan Mesir, menyebabkan sungai itu disembah sebagai satu ilah dan setiap hari raja pergi ke sana untuk memujanya. Di tempat ini kembali kedua bersaudara itu mengulangi pekabaran itu kepadanya, dan kemudian mereka mengangkat tongkat itu ke atas dan memukulkannya ke atas air. Air sungai itu berubah menjadi darah, ikan-ikan mati dan sungai itu mengeluarkan bau busuk. Air yang ada di rumah-rumah, persediaan air yang ada di dalam bejana-bejana, semuanya berubah menjadi darah. Tetapi ‘segala tukang sihir Mesir berbuat demikian juga dengan mantranya,’ dan ‘Firaun berpaling dan pulanglah ke istananya, tiada menaruh perhatian akan hal ini.’ Tujuh hari lamanya kutuk ini berlangsung tetapi tidak mendatangkan pengaruh apa-apa.”
Patriarchs and Prophets 265.1
Sungai itu dianggap sebagai ilah karena merupakan sumber makanan dan kekayaan Mesir, tetapi lihatlah apa yang terjadi. Ketika Sungai itu menjadi darah, maka kita bisa melihat siapakah Allah yang lebih berkuasa. Bukan hanya air Sungai Nil yang menjadi darah, tetapi semua air orang Mesir berubah menjadi darah (baca ayat 19-21).
Dan yang menarik adalah para ahli Mesir juga melakukan hal yang demikian (baca ayat 22). Tetapi sebenarnya jika mereka ingin menunjukkan kehebatan dari para ahli orang Mesir, maka mereka seharusnya mengembalikan air yang menjadi darah kembali seperti semua. Tetapi nyatanya mereka tidak melakukan itu, malah melakukan hal yang sama yang tentu saja merugikan bangsa Mesir (baca ayat 24).
Dari sini kita bisa melihat bagaimana Allah kita adalah Allah yang hidup, yang berkuasa atas segala sesuatu yang Ia ciptakan karena Ia adalah Pencipta dan bukan ciptaan.
Oleh karena itu, “… sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” (Wahyu 14:7)
Kiranya dari kisah ini kita diingatkan bahwa kita harus menyembah Allah Pencipta, bukan allah ciptaan.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin