Dicatatkan mengenai Musa bahwa “… ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.” (Keluaran 3:2)
Lalu pada saat Musa akan memeriksanya, TUHAN berfirman, “… Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Keluaran 3:5)
Dari kisah ini kita belajar untuk memiliki sikap hormat saat datang ke hadirat Allah.
“Kerendahan hati dan sikap hormat harus menandai pembawaan semua orang yang datang ke hadirat Allah. Di dalam nama Yesus kita bisa datang kepada-Nya dengan satu keyakinan, tetapi janganlah datang menghampirinya dengan keberanian yang sembrono, seolah-olah Dia itu sama tarafnya dengan diri kita. Ada orang-orang yang memanggil Allah yang agung, suci dan maha kuasa, yang bersemayam di tengah-tengah terang yang tidak terhampiri itu, seperti mereka memanggil orang-orang yang setaraf dengan diri mereka, bahkan seperti kepada seorang yang lebih rendah dari padanya. Ada orang-orang yang membawakan dirinya di dalam rumah-Nya dengan satu cara yang ia tidak akan berani melakukannya bilamana ia sedang berada di ruang pertemuan bersama dengan seorang pemimpin dunia. Mereka ini harus mengingat bahwa mereka sedang berada di dalam hadirat Dia yang diagungkan oleh malaikat, yang di hadapan-Nya malaikat-malaikat menutupi mukanya. Allah harus dihormati; semua orang yang sungguh-sungguh menyadari kehadiran-Nya akan bersembah sujud dengan rendah hati di hadapan-Nya….”
Patriarchs and Prophets 252.1
Pertanyaan untuk masing-masing kita adalah apakah saya sudah bersikap hormat ketika datang ke hadirat Allah? Renungkan dan jawablah itu dalam hati kita masing-masing.
Jika kita akan bersikap hormat saat bertemu dengan pemimpin kita atau presiden atau lainnya, apalagi kepada Allah Pencipta. Marilah kita datang ke hadirat Allah dengan sikap hormat dan rendah hati, jangan sembrono.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin