Baca atau dengarkan keseluruhan dari Ezra pasal 9.
Ada masalah yang terjadi yang diungkapkan di awal pasal ini.
“Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: ‘Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori. Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu.'”
Ezra 9:1-2
Ada beberapa tafsiran mengenai pasal ini. Salah satunya di dalam tafsiran FULL dijelaskan bahwa “Kegagalan orang Yahudi di masa lalu untuk memisahkan diri dari masyarakat berdosa di sekitar mereka telah menuntun mereka kepada penyembahan berhala dan kebejatan sehingga akhirnya menyebabkan penahanan dan pembuangan mereka (2Taw 36:14-21). Sekarang, setelah Allah mengembalikan sekelompok kecil sisa ke negeri itu (ayat Ezr 9:8-9), mereka sekali lagi melanggar ketetapan pokok Allah yang menuntut pemisahan dari gaya hidup orang fasik.”
Dan itulah sebabnya Ezra berdoa yang doanya bisa kita baca mulai ayat 5-15. Dan itu adalah doa penyesalan dan pengakuan yang Ezra panjatkan.
Saat Ezra menyampaikan permohonannya di hadapan Tuhan bagi Israel, ketika mereka telah berdosa besar dia berseru, “Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit.” (Ezra 9:6)
“Ezra teringat akan kebaikan Tuhan yang kembali memberikan umat-Nya pijakan di tanah asal mereka, dan dia diliputi kemarahan dan kesedihan memikirkan betapa mereka tidak berterima kasih sebagai imbalan atas kemurahan ilahi. Bahasa yang digunakan Ezra adalah … penyesalan … dalam doa. Hanya doa orang yang rendah hati yang masuk ke telinga TUHAN Sabaoth”
The Signs of the Times, 19 February 1885
Dari sini kita belajar akan dua hal, yaitu Tuhan ingin agar kita menuruti perintah-Nya dan tidak berkompromi. Selain itu kita juga belajar untuk berdoa dengan kerendahan hati, kesungguh-sungguhan, dan penuh penyesalan ketika kita mengakui dosa-dosa kita.
Kiranya renungan hari ini boleh memberkati kita semua.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.