Pada pasal sebelumnya kita sudah melihat adanya perlawanan dari musuh saat orang Israel akan membangun Bait Suci.
“Perlawanan musuh mereka kuat dan hebat, dan lambat laun para pembangun kehilangan semangat.”
Prophets and Kings 572.1
“Selama pemerintahan Kambises pekerjaan pembangunan bait suci maju perlahan-lahan. Dan selama pemerintahan Smerdis palsu (yang disebut Artahsasta dalam Ezra 4:7) orang-orang Samaria membujuk penipu yang sangat jahat untuk mengeluarkan perintah yang melarang orang-orang Yahudi membangun kembali bait suci dan kota mereka.”
Prophets and Kings 572.2
“Selama satu tahun lebih bait suci itu terbengkalai dan hampir saja dilupakan. Orang-orang tinggal di rumah mereka dan berusaha mencapai kemakmuran sementara, tetapi keadaan mereka menyedihkan. Bekerja dengan sekuat tenaga, mereka tidak menjadi makmur. Unsur-unsur alam tampaknya bersekutu melawan mereka. Oleh karena mereka telah membiarkan bait suci itu terlantar, maka Tuhan mendatangkan ke atas tanah mereka musim kemarau yang tidak menghasilkan. Allah telah memberi kepada mereka buah-buah di ladang dan kebun, gandum dan anggur dan minyak, sebagai suatu tanda kebaikan-Nya, tetapi oleh karena mereka telah menggunakan pemberian yang berlimpah-limpah ini dengan begitu mementingkan diri, maka berkat-berkat itu diangkat.”
Prophets and Kings 573.1
“Begitulah keadaan yang berlaku selama bagian permulaan pemerintahan Darius Hystaspes. Baik secara rohani maupun secara jasmani, orang-orang Israel sedang dalam keadaan yang menyedihkan.”
Prophets and Kings 573.2
“Tetapi walaupun demikian saat yang gelap ini bukan tanpa pengharapan bagi mereka yang berharap pada Allah. Nabi Hagai dan Zakharia diangkat untuk menghadapi krisis ini. Dalam menggerakkan kesaksian utusan-utusan yang ditunjuk ini mengungkapkan kepada orang banyak penyebab kesulitan mereka. Kurangnya kemakmuran jasmaniah adalah akibat kelalaian menaruh kepentingan Allah yang nomor satu, kata nabi-nabi itu. Sekiranya orang-orang Israel telah menghormati Allah, sekiranya mereka telah menunjukkan penghormatan dan penghargaan yang layak kepada-Nya, dengan menjadikan pembangunan rumah-Nya sebagai pekerjaan mereka yang nomor satu, maka mereka akan dapat mendatangkan hadirat dan berkat-Nya.”
Prophets and Kings 573.3
Di dalam kondisi seperti itu, TUHAN tidak membiarkan umat-Nya sendirian, “Tetapi nabi Hagai dan Zakharia bin Ido, kedua nabi itu, bernubuat terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di Yehuda dan di Yerusalem dalam nama Allah Israel, yang menyertai mereka.” (Ezra 5:1)
Dari sini kita belajar beberapa hal:
Pertama, Jadikanlah TUHAN yang pertama dan utama dalam kehidupan kita.
Kedua, Percayalah bahwa TUHAN tidak akan meninggalkan umat-Nya sendirian tanpa pengharapan.
Jadi, marilah kita tetap setia kepada TUHAN walaupun mungkin ada banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan kita.
Kiranya renungan ini boleh memberkati kita semua.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.