Ada beberapa istilah yang sering kita dengar seperti “masalah datang bertubi-tubi” atau “sudah jatuh, tertimpa tangga pula.”
Ini pula yang dialami Ayub. Jika kemarin kita sudah membaca dan mendengarkan kisah Ayub di pasal pertama, maka hari ini kita akan melanjutkan kisah Ayub. Silakan dibaca atau didengarkan kisah dari keseluruhan pasal 2 ini.
Kemarin kita sudah mengerti kisah Ayub di mana ia kehilangan semua harta bendanya dan juga semua anaknya. Tetapi di dalam kesusahan yang menimpanya, Alkitab mencatat bahwa Ayub tetap memuji TUHAN dan Ayub tidak berbuat dosa.
Kisah berlanjut lagi terjadi percakapan antara Iblis dan TUHAN. TUHAN memuji Ayub dengan berkata, “… Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.” (Ayub 2:3)
Tetapi Iblis berkata, “Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” (Ayub 2:4-5)
Dan TUHAN mengizinkan Iblis, hanya saja tidak boleh untuk mengambil nyawa dari Ayub. Dan kita tahu akhirnya Ayub terkena barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
“Maka berkatalah isterinya kepadanya: ‘Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!’”
Ayub 2:9
“Tetapi jawab Ayub kepadanya: ‘Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?’ Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.”
Ayub 2:10
Dari kisah ini ada hal yang menarik perhatian saya, yaitu kata-kata dari TUHAN, isteri Ayub dan juga Ayub, yaitu:
- “Ia tetap tekun dalam kesalehannya,”
- “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?” dan
- “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”
Dalam kasus ini pun, Ayub tidak mengutuki TUHAN, ia tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Ketika masalah datang bertubi-tubi di dalam kehidupan kita, apa respons kita? Apakah kita akan menyalahkan dan mengutuk TUHAN? Ataukah kita akan seperti Ayub yang akan tetap tekun dalam kesalehan kita dan tidak berbuat dosa?
Setiap dari kita tentu memiliki pilihan. Kita bisa memilih untuk seperti Ayub atau kita berbuat dosa. Tetapi hari ini kita belajar bahwa ketika masalah datang bertubi-tubi di dalam kehidupan kita, tetaplah setia kepada TUHAN dan percayalah bahwa TUHAN akan memberikan yang terbaik kepada umat-umat-Nya yang setia kepada-Nya.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.