Pasal ini masih melanjutkan apa yang dikatakan oleh Ayub dari pasal sebelumnya. apa yang dikatakan Ayub? Salah satu yang menarik perhatian saya adalah saat Ayub berkata, “Sesungguhnya, aku menjadi ejekan; mataku terpaksa menyaksikan tantangan mereka.” (Ayub 17:2)

Sebelum membahas ayat ini, mari kita lihat terjemahan lainnya.

“Tidak adakah ejekan-ejekan terhadapku, dan akankah mataku tetap tertuju kepada hasutan-hasutan mereka?”

Ayub 17:2 – ILT3

Mari kita baca penjelasan dari Francis D. Nichol mengenai ayat ini.

“Sahabat-sahabat Ayub bersikeras bahwa nyawanya bisa diselamatkan jika ia mau bertobat dari dosa-dosanya. Mereka bahkan menawarkan kepadanya prospek masa depan yang cerah. Bagi Ayub, pandangan seperti itu sangat tidak masuk akal sehingga hanya tampak sebagai olok-olok belaka.” (Nichol, Francis D.: SDA BC: Job 17:2)

Sama seperti Ayub yang disalah mengerti oleh sahabat-sahabatnya bahkan dikira bahwa memang ada dosa yang dilakukan Ayub serta diejek, begitu juga dengan Yesus. Mari kita baca apa yang dicatat oleh pena inspirasi.

“Yesus disalah mengerti oleh saudara-saudara-Nya sebab Ia tidak seperti mereka. Asas yang dipegang-Nya bukanlah asas yang mereka pegang. Akibat memandang kepada manusia mereka telah menjauhkan diri dari Allah, dan mereka tidak mempunyai kuasa-Nya dalam hidup mereka…. Oleh karena kehidupan Yesus mempersalahkan kejahatan, Ia dilawan baik di rumah maupun di luar rumah. Sifat tidak mementingkan diri dan ketulusan-Nya dibicarakan dengan sikap mengejek. Kesabaran dan kebaikan hati-Nya disebut sebagai pengecut.”

The Desire of Ages 88.1

“Dari segala kepahitan yang menjadi nasib manusia, tidak ada bagian yang tidak dirasakan oleh Kristus. Ada orang yang mencoba melemparkan hinaan kepada-Nya karena kelahiran-Nya, bahkan pada waktu masih kanak-kanak pun Ia mesti menghadapi pandangan mereka yang menghina dan bisikan mereka yang jahat. Sekiranya Ia menjawab dengan pandangan yang tidak sabar, sekiranya Ia menyerah kepada saudara-saudara-Nya itu hanya oleh perlakuan yang salah, niscaya Ia sudah akan gagal menjadi suatu teladan yang sempurna.”

The Desire of Ages 88.2

Apa yang terjadi di dalam kehidupan kita pun dirasakan oleh Kristus. Hinaan, celaan, disalah mengerti saat kita hidup benar, dan lain-lain yang mungkin kita rasakan saat ini tentu dirasakan oleh Kristus. Itulah sebabnya ada ayat Alkitab yang berkata:

“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”

Ibrani 4:15

Teladan yang Yesus berikan kepada kita adalah ia menjawab dengan sabar dan tidak menjawab dengan kasar atau dengan penuh kebencian.

Jadi, jika hari ini kita disalah mengerti oleh sahabat-sahabat kita bahkan saudara kita sendiri, ingatlah kisah Ayub dan juga Kristus. Kiranya teladan Kristus menjadi teladan bagi kita semua mengenai bagaimana kita menanggapi jika kita diejek atau disalah mengerti ketika kita berbuat yang benar.

Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami