Jika kita memperhatikan dan mengikuti beberapa pasal sebelumnya saat Ayub dan teman-temannya saling berbicara, ada sesuatu yang menarik perhatian saya karena saya sendiri juga seringkali melakukan, yaitu menghakimi.
Terkadang saat kita melihat orang lain mengalami kesusahan, kita menganggap mereka kurang dekat dengan TUHAN atau malah jauh dari TUHAN atau pun karena dosa. Tetapi Pelajaran Ayub ini setidaknya mengingatkan kita bahwa tidak selalu musibah yang terjadi dalam hidup seseorang itu karena dosa yang ia perbuat sehingga TUHAN menghukum atau lainnya. Walau pun bisa jadi seperti itu karena Alkitab ada banyak menceritakan juga mengenai murka Allah. Tetapi ingatlah juga bahwa tidak selalu juga karena murka Allah.
Itulah sebabnya ada pernyataan, “Mengapa engkau dihanyutkan oleh perasaan hatimu dan mengapa matamu menyala-nyala, sehingga engkau memalingkan hatimu menentang Allah, dan mulutmu mengeluarkan perkataan serupa itu?” (Ayub 15:12-13)
Saat ada teman kita yang mungkin mengalami musibah atau kesusahan, janganlah kita menghakimi, tetapi berikanlah penghiburan dan jika memang mereka mengakui bahwa ada dosa yang mereka lakukan, maka ajaklah untuk berdoa dan meminta pengampunan dari TUHAN.
Dan jika teman kita memang membutuhkan nasihat, nasihatilah dengan penuh kasih. Ingatlah juga bahwa di dalam berkata-kata, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu sehingga pernyataan yang kita keluarkan dari mulut kita itu berasal dari TUHAN.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.