Ada sebuah pesan dari orang tua kepada anak-anaknya yang ditulis di dalam Letters – Green Spring, Ohio, 2 Maret 1858. Demikian isi pesan tersebut:
Anak-anak, ibumu tidak melupakan kalian. Dia memikirkan kalian berulang-ulang setiap hari. Kami berharap kalian akan menjadi anak-anak yang baik dan setia.
Aku berpikir, bagaimana jika salah satu dari kalian sakit dan meninggal, dan ayah serta ibumu tidak bisa melihatmu lagi?
Apakah kalian siap untuk mati?
Apakah kalian mengasihi Tuhan lebih baik dari orang lain?
Dapatkah kalian melupakan permainan kalian untuk berpikir tentang Tuhan, untuk pergi sendiri dan meminta-Nya demi Yesus untuk mengampuni dosa-dosamu?
Aku tahu bahwa banyak dari waktu kalian dipakai untuk belajar dan melakukan tugas-tugas; tetapi anak-anak sayang, jangan lupa untuk berdoa kepada-Nya.
Dan apabila kalian sungguh-sungguh bertobat dan menyesali akan dosa-dosamu, Tuhan akan mengampuni dosa-dosamu demi Yesus.
Itu adalah pesannya. Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari pesan tersebut?
Inilah pesan orang tua yang takut akan Tuhan kepada anaknya, yaitu untuk tetap berdoa dan memiliki waktu bersama dengan Tuhan di dalam kesibukannya sekalipun.
Apakah kita juga memberikan saran kepada anak-anak kita seperti itu? Ataukah kita hanya memikirkan hal-hal duniawi dari anak kita?
Dan nasihat yang ini juga berlaku kepada kita sebagai seorang anak, yaitu “Tetaplah berdoa.” (1 Tesalonika 5:17) sekalipun kita sibuk di dalam segala urusan kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.