Pasal ini menceritakan kisah mengenai Sarai yang memberikan Hagar sebagai istri Abram dan akhirnya Hagar mengandung dan melahirkan anak bagi Abram yang dinamai Ismael.
Apakah memang cara memperoleh anak yang dijanjikan Tuhan kepada Abram dan Sara adalah dengan Abram melakukan praktik poligami (poligami: pernikahan lebih dari satu pasangan)? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita sama-sama baca penjelasan di bawah ini:
“Tanpa keragu-raguan Abraham telah menerima janji akan memperoleh seorang anak laki-laki, tetapi ia tidak menunggu Allah untuk menggenapkan sabda-Nya itu menurut cara dan waktu-Nya sendiri. Tuhan membiarkan adanya kelambatan untuk menguji imannya di dalam kuasa Allah; tetapi ia telah gagal dalam menghadapi ujian ini. Dengan berpikir bahwa mustahil seorang anak akan dilahirkan olehnya pada masa tuanya itu, Sarah mengusulkan, sebagai satu rencana oleh mana maksud Ilahi dapat diwujudkan, agar salah seorang dari hamba-hambanya yang perempuan diambil oleh Ibrahim sebagai istri yang kedua. Poligami telah begitu merajalela sehingga hal itu tidak lagi dianggap sebagai satu dosa, namun demikian itu tidak ada bedanya dengan suatu pelanggaran terhadap hukum Allah, dan berakibat bencana kepada kesucian dan ketenteraman hubungan keluarganya. Perkawinan Abraham dengan Hagar berakibat buruk, bukan hanya kepada rumah tangganya sendiri, tetapi juga kepada generasi-generasi mendatang.”
Patriarchs and Prophets 145.1
Hari ini kita belajar beberapa hal:
Pertama, kita diingatkan bahwa jangan pernah kita menggenapi firman Tuhan dengan cara dan waktu kita sendiri. Biarkan semuanya berjalan sesuai cara dan waktu Tuhan.
Kedua, terkadang janji Tuhan tidak langsung digenapi karena ada maksud untuk menguji iman kita.
Ketiga, janganlah melakukan sesuatu yang bertentangan terhadap hukum Tuhan. Dalam kasus ini adalah poligami. Poligami ini akan berakibat buruk bagi rumah tangga dan generasi mendatang.
Kiranya renungan hari ini boleh menjadi berkat bagi kita semua. Amin.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin