Selamat Sabat all..

Kita tahu kisah Daniel, Hananya, Misael, Azarya yang mana mereka dengan berani menolak untuk:
1. Makan makanan raja dan meminum anggur yang biasa diminum raja.
2. Menyembah patung yang diwajibkan oleh Nebukadnezar untuk disembah.
3. Menyampaikan permohonan (doa) kepada Raja.

Mengapa ke-4 anak muda ini berani mengambil resiko dan tetap teguh berpegang pada iman keyakinan mereka?

Karena mereka adalah orang-orang yang takut akan Tuhan sehingga mereka lebih menurut pada Tuhan daripada manusia.

Karena menurut pada Tuhan adalah respon mereka terhadap kasih yang telah ditunjukkan oleh Allah kepada mereka.

Dietrich Bonhoeffer mengatakan bahwa:

“Suatu tindakan penurutan jauh lebih baik daripada 100 upacara keagamaan.” 

Pertanyaan bagi kita:

Apakah kita menurut pada Tuhan atau mengikuti arus dunia? Apakah kita bisa menjadi orang-orang seperti Daniel, Hananya, Misael, Azarya?

Di dalam Alfa dan Omega, Jilid 4, hlm. 91 dikatakan:

“Mereka (Daniel, dkk) tidak akan pernah menyesuaikan diri dengan para penyembah berhala; iman mereka dan nama mereka sebagai penyembah Allah yang hidup akan mereka pertahankan sebagai suatu kehormatan yang tinggi. Dan hal itu memang mereka lakukan. Dalam kemakmuran dan kemalangan mereka menghormati Allah, dan Allah menghormati mereka.”

Apakah di dalam segala situasi dan kondisi, kita tetap menurut? Atau akhirnya kita berkompromi dengan dosa?

Hari ini belajarlah penurutan dari ke-4 orang muda itu di dalam segala kondisi (Kemakmuran maupun kemalangan).

Kiranya berkat Sabat menjadi bagian kita semua. Amin.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami