Apakah kalian suka dengan kasih yang tersembunyi atau yang nyata?
Ada sebuah ayat menarik di dalam Amsal yang berkata, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” (Amsal 27:5)
Pernahkah anda menegur orang lain menggunakan firman Tuhan dengan tujuan untuk kebaikan orang tersebut, atau berkata jujur tetapi malah mendapat cemooh, hinaan, bahkan digosipkan dan jadi bahan pembicaraan di belakang?
Jika ya, apakah pada akhirnya Anda tidak mau menegur orang tersebut jika mereka salah? Membiarkan mereka? Atau malah akhirnya berkata-kata yang manis dan merayu? Atau bahkan kita lebih memilih untuk berbohong?
Ada sebuah ayat yang bisa menguatkan kita untuk menegur orang walaupun kita dihina atau dicaci maki dan dijauhi, yaitu: “Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat.” (Amsal 28:23)
Artinya kita yang menegur orang lain, akan disayangi pada kemudian hari karena mereka akan menyadari bahwa kita menegur demi kebaikan mereka.
Apa yang harus kita perhatikan dalam menegur? Kita sudah pernah membahasnya di renungan yang berjudul “Penegur VS Penjilat” dan marilah kita berdoa meminta tuntunan Tuhan agar bisa menegur dengan bijaksana sesuai yang Tuhan inginkan.
Lalu bagaimana dengan berkata jujur tetapi tidak disukai? Kita akan membahasnya pada renungan besok.
Hari ini kita diingatkan untuk menunjukkan kasih yang nyata melalui perkataan kita. Kasih yang nyata bukan berarti kita hanya berkata yang manis atau yang baik saja, tetapi bagaimana kita mengingatkan mereka agar mereka tidak jatuh dalam dosa. Kita juga harus ingat, saat kita menegur, biarlah teguran kita ini disertai dengan motif yang benar, yaitu untuk kebaikan mereka.
Biarlah kasih yang nyata boleh menjadi pengenal karakter kita semua. Amin.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.