Kemarin kita telah membahas karakter Elisa yang sangat luar biasa. Semua itu bermula dari sifatnya yang patuh untuk melakukan pekerjaan di rumah, gantinya bermalas-malasan. Apa rahasia?
Saat menjadi seorang anak, orang tua Elisa yang memiliki peran yang begitu besar. Buku Patriarch and Prophets menuliskan, “Ayah Elisa adalah seorang petani kaya, seseorang yang seisi rumahnya termasuk orang-orang yang pada zaman kemurtadan masal tidak pernah menyembah Baal. Rumah mereka adalah tempat di mana Allah dihormati dan di mana kesetiaan terhadap iman Israel purba menjadi peraturan hidup sehari-hari. Lingkungan beginilah yang dilewati Elisa ketika ia masih muda belia. Hidup di negeri yang tenang, di bawah ajaran Allah dan alam serta ketekunan dalam pekerjaan yang bermanfaat, ia menerima pendidikan hidup sederhana dan menurut kepada orang tuanya serta kepada Allah, itulah yang menolongnya agar layak untuk menduduki jabatan tinggi yang sebentar lagi akan dipegangnya.” (Prophets and Kings 217.2)
Pelajaran yang dapat kita ambil disini adalah bahwa ayah Elisa adalah seseorang yang mengajarkan kekayaan rohani dan kesempurnaan karakter adalah jauh lebih penting daripada kekayaan jasmani. Walaupun Elisa berasal dari keluarga kaya, hal itu tidak dijadikan ayahnya sebagai sebuah alasan untuk bermalas-malasannya. Sebaliknya, pekerjaan fisik yang dilakukan oleh Elisa memperlengkapinya dalam hal fisik, mental, maupun rohani.
Ayah Elisa memahami bahwa anak-anak dan seluruh isi rumahnya perlu diperlengkapi dengan “senjata Allah” supaya mereka semua dapat bertahan dalam melawan peperangan rohani.
Selain ayahnya, Elia sendiri juga memiliki peran dalam kehidupan kerohanian Elisa. Dalam buku yang sama dituliskan, “Selama masa kelaparan keluarga Safat telah mengetahui akan pekerjaan dan tugas Elia, dan kini Roh Allah menggerakkan hati Elisa menyambut arti dari tindakan nabi itu. Baginya itulah tanda bahwa Allah telah memanggilnya untuk menjadi pengganti Elia.” (Prophets and Kings 219.3)
Walaupun memiliki nama yang mirip, Elia dan Elisa tidak memiliki hubungan keluarga, bahkan sebelumnya tidak mengenal satu sama lain sampai Tuhan yang menuntun mereka untuk bertemu. Tetapi kehidupan pelayanan Elia memiliki dampak yang begitu besar, yang memiliki peran dalam mempersiapkan Elisa sebagai penggantinya.
Begitu pula dalam kehidupan kita. Keluarga dan teman-teman memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan dan karakter kita. Untuk itu marilah kita bertanya pada diri sendiri, apakah perbuatan, perkataan, dan semua hal yang kita lakukan selama ini membawa pengaruh dan dampak positif bagi keluarga, teman, dan bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun? Apakah kehidupan kita membangun kerohanian orang lain juga?
1 Timotius 4:12, “… Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.