Nama nabi Elisa pertama kali muncul di 1 Raja-raja 19:16 saat Tuhan berbicara kepada Elia, “… Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.” Setelah itu, Elia pergi mencari Elisa dan didapati Elisa sedang bekerja di ladang milik keluarganya.

“Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.”

1 Raja-raja 19:19

Dari ayat di atas kita dapat melihat bahwa Elisa berasal dari keluarga yang kaya; lembunya saja ada 12 pasang atau 24 lembu seluruhnya. Walaupun demikian, Elisa tidak mengambil hal itu sebagai alasan untuk dia bermalas-malasan. Elisa dapat saja berpikir, ah aku mau hidup enak-enak saja; ada pekerja-pekerja yang dapat membantu di ladang, dan orang tuaku yang kaya pasti dapat menyediakan segala keperluanku.

Sebaliknya, “bersama-sama dengan hamba-hamba ayahnya, ia membajak di ladang.” Dari tanggung jawab sederhana di rumah, Elisa belajar untuk menjadi seorang yang memiliki jiwa pemimpin tetapi juga rendah hati, penuh energi tetapi juga lemah lembut. Semua ini membentuk karakter Elisa menjadi seorang yang memiliki integritas, kesetiaan, takut dan kasih kepada Tuhan yang terus bertumbuh.

“Sementara ia bekerjasama dengan ayahnya dalam tanggung jawab kehidupan di rumah, ia belajar untuk bekerjasama dengan Tuhan.”

Prophets and Kings 218.1

Elisa menghidupkan apa yang tertulis di dalam Matius 25:21, “engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.”

Dalam sebuah kunjungan ke pusat astronot luar angkasa NASA, presiden John F. Kennedy bertemu dengan seorang yang bekerja sebagai cleaning service yang saat itu sedang membawa sebuah sapu. Tanpa ragu presiden Kennedy menyapa orang itu dan berkata, “Hai, saya Kennedy. Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”

Mungkin kebanyakan orang yang berprofesi sebagai tukang bersih-bersih hanya akan menjawab, ya saya bersih-bersih di sini. Tetapi orang yang ditemui presiden Kennedy ini menjawab tanpa keraguan, “Bapak presiden, saya membantu membawa orang-orang ke bulan.”

Sungguh jawaban yang luar biasa! Jika dipikir-pikir, hal ini benar adanya. Tidak ada satu pekerjaan yang terlalu kecil. Kita dapat bayangkan jika tidak ada orang yang membersihkan gedung NASA yang sangat besar itu, mungkin pekerjaan para teknisi hingga astronot akan terganggu.

Begitu juga halnya dengan kita. Mungkin saat ini pekerjaan yang diberikan kepada kita tidaklah besar, mungkin hanya menjadi seorang karyawan kecil di dalam perusahaan yang sangat besar, atau dalam pelayanan kita hanya ada di balik layar dan apa yang kita lakukan sangat jarang dihargai orang lain.

Tetapi ingatlah, Tuhan yang mengetahui segala sesuatunya juga mengetahui hal-hal kecil yang kita lakukan. Karena itu, “apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya” (Kolose 3:23-24).

Jika orang tadi berkata “saya membantu membawa orang-orang ke bulan,” dalam segala pekerjaan dan pelayanan kita hendaklah kita selalu berpikir bahwa kita juga sementara bekerjasama dengan Tuhan dalam membawa orang-orang, termasuk diri kita sendiri, ke dalam kerajaan sorga.

Selamat pagi dan Tuhan memberkati.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami