“Adalah sangat penting menyadari apabila kita mendapati diri kita sedang membesar-besarkan kesalahan seorang saudara, saudari, atau sahabat kita. walaupun kita tidak mengakui bahwa tujuan mencemarkan nama baik orang adalah meninggikan diri, namun meninggikan diri sendirilah yang melatarbelakangi dia memperhatikan kelemahan-kelemahan orang lain. Biarlah setiap jiwa sadar bahwa yang terbaik ialah berhati-hati, dan meluruskan jalannya sendiri, agar kepincangan terbuang jauh-jauh.”
Lift Him Up 110.2
Ada satu kisah di Alkitab (Lukas 18:10-14) yang dicatat mengenai “dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.”
“Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.”
“Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”
Lalu apa kata Yesus?
“Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Marilah hari ini kita mengintropeksi diri kita, “Apakah saya seperti orang Farisi ataukah seperti pemungut cukai?”
Tak heran dikatakan, “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” (1 Petrus 5:6)
Marilah kita meninggikan Kristus di dalam kehidupan kita dan bukan membesar-besarkan kesalahan orang lain. Biarlah kehidupan kita inilah yang menjadi tamparan bagi setiap orang oleh karena mereka malu melihat karakter Kristus itu terpantul di dalam kehidupan kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.