Melanjutkan renungan kemarin, hari ini kita akan bertanya kepada binatang yang dapat terbang di udara, yaitu lebah. Seekor lebah selalu siap untuk memberi makan lebah yang lain, bahkan ketika lebah itu berasal dari koloni yang lain. Lebah adalah serangga yang sosial, dan saling memberi makan kelihatannya adalah aturan untuk eksistensi mereka. Lebah pekerja memberi makan lebah ratu, yang tidak dapat memberi makan dirinya sendiri. Mereka juga memberikan makan lebah jantan dan tentu saja lebah yang masih kecil. Mereka kelihatannya senang dengan kegiatan sosial ini. Mereka juga berkumpul bersama untuk kehangatan di musim dingin dan mengibaskan sayapnya untuk mendinginkan sarangnya di musim panas.
Lebah telah dideskripsikan dengan tepat sebagai hewan yang sibuk. Untuk menghasilkan satu sendok makan madu untuk roti panggang kita, lebah kecil ini melakukan 4.200 perjalanan kepada bunga-bunga. Seekor lebah pekerja akan terbang hingga 13 kilometer untuk mencari sari bunga. Ia melakukan 10 perjalanan setiap hari ke ladang, setiap perjalanan berlangsung selama 20 menit dan hinggap ke 400 bunga.
Untuk menghasilkan 1 pound (0.45 kg) clover honey (madu dari bunga semanggi), lebah itu harus mengunjungi 56.000 kepala bunga semanggi. Karena 1 kepala memiliki 60 tabung serbuk sari, kunjungan sebanyak 3.360.000 diperlukan. Pada akhirnya, lebah pekerja akan terbang setara dengan 3x keliling bumi.
Lebah adalah binatang yang dihargai dari binatang lain, bukan karena mereka bekerja, tetapi karena mereka bekerja untuk yang lain. Ini adalah teladan yang baik untuk kita contoh, yaitu untuk peduli, saling mengasihi, dan menghargai sesama kita. “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35).
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.