Hal kedua yang menarik dari sikap Yusuf adalah setelah ia dibuang dan dijual saudara-saudaranya dan disana mengalami berbagai macam kesusahan hingga akhirnya Yusuf bisa menjadi penguasa di Mesir, maka ada kisah menarik disana. (baca kisah lengkapnya dari Kejadian 38-50)
Saat Yusuf menjadi penguasa dan saudara-saudaranya bertemu dengan Yusuf, Yusuf mengampuni mereka. Bahkan setelah ayahnya mati, Yusuf tidak dengki atau benci kepada saudara-saudaranya. Ia malah berkata, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:20)
Dari sini kita belajar bahwa Yusuf tahu bagaimana saudara-saudaranya merencanakan yang jahat kepada dia, tetapi ia tidak menyalahkan saudaranya. Ia mengampuni saudaranya dan mengingat bahwa Tuhan selalu merencanakan yang baik untuk dia.
Marilah kita belajar untuk mengampuni orang lain, karena Firman Tuhan juga menasihati kita, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:13)
Jika hari ini kita sedang menghadapi masalah seperti Yusuf, biarlah hari ini kita bisa menjadi seperti Yusuf. Jadilah Yusuf-Yusuf modern sehingga kita tidak membuat malu nama Kristus. Marilah kita mengampuni orang yang mungkin berbuat jahat kepada kita dan tetap mengasihi mereka.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.