Kemarin kita sudah melihat bagaimana iri hati membuat kita bisa melakukan perbuatan-perbuatan jahat. Perbuatan-perbuatan jahat di hadapan Tuhan (termasuk berbohong).
Hari ini kita sedikit belajar dari sisi Yusuf yang merasakan kebencian dari saudara-saudaranya. Ada dua hal menarik yang kita bisa pelajari dari Yusuf. Hari ini kita akan membahas yang pertama.
Pertama, ia tetap pergi untuk menemui saudara-saudaranya walaupun ia tahu bahwa ia tidak disukai. “Ia telah berjalan lebih dari lima puluh mil dan sekarang satu jarak tambahan sejauh lima belas mil terbentang di hadapannya, tetapi ia bergegas-gegas melanjutkan perjalanannya, sambil melupakan rasa lelahnya dengan pemikiran bahwa ia akan meringankan kekhawatiran ayahnya, dan akan bertemu dengan saudara-saudaranya yang ia kasihi sekalipun mereka itu tidak menyukai dia.” (Sejarah Para Nabi 242.4)
Yusuf tetap mengasihi mereka walaupun ia tahu bahwa ia dibenci oleh saudara-saudaranya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap akan mengasihi orang yang membenci kita?
Firman Tuhan memberikan nasihat kepada kita, “… Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” (Lukas 6:27)
Jika hari ini kita dibenci oleh orang dan tidak disukai oleh orang, mari kita tetap mengasihi mereka. Mengapa? Karena itulah yang Tuhan perintahkan dan ada berkat khusus bagi orang-orang yang mengasihi orang yang membenci dia.
Mari kita menjadi pengikut Kristus yang sejati dengan tetap mengasihi orang yang membenci kita. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk bisa melakukannya.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.