Shalom, selamat Sabat!
Hari kenikmatan memang harus dinikmati, walaupun memang pada hari Sabat Tuhan ingin kita berfokus pada-Nya, tetapi pada hari persiapan biarlah kita bisa mempersiapkan makanan yang istimewa kepada keluarga kita agar pada hari Sabat bisa menjadi hari yang penuh dengan sukacita.
“Sediakanlah sesuatu yang dianggap sebagai makanan yang istimewa, sesuatu yang tidak diperoleh anggota keluarga setiap hari.”
Child Guidance 532.2
Tetapi ada satu nasihat yang perlu kita ingat. Walaupun kita dapat menyediakan makanan yang istimewa, “janganlah kita menyediakan makanan yang lebih banyak pada hari Sabat atau lebih banyak jenis makanan dari hari-hari biasa … supaya pikiran bisa menjadi terang dan semangat dalam memahami perkara-perkara rohani.” (Child Guidance 532.1)
Sebagaimana kita menyediakan makanan istimewa yang berbeda dari enam hari lainnya, hari Sabat itu sendiri jugalah hari yang istimewa dan berbeda dari enam hari yang lain.
Itu karena setelah penciptaan dunia dan segala isinya, “ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:2-3)
Jika kita perhatikan ayat-ayat ini maka kita bisa melihat bahwa hari ini sangat spesial karena hanya di hari inilah Allah berhenti bekerja, memberkati, dan menguduskannya. Tidak ada hari lain yang dicatat saat penciptaan sebagai hari yang diberkati dan dikuduskan.
Oleh karena itu percayalah bahwa ada berkat khusus yang diberikan bagi kita yang menjaga kekudusan hari Sabat.
Biarlah hari Sabat ini kita bisa merasakan berkat-Nya yang melimpah bagi kita semua. Amin.
Selamat Sabat dan Tuhan memberkati.