Di dalam perjanjian baru, ada seorang yang sudah lanjut usia, yang walaupun hanya beberapa ayat, memiliki kisah yang indah bersama bayi Yesus. Dialah Hana, seorang nabi perempuan, yang bertemu dengan Yesus di bait suci. Kisahnya dituliskan di dalam Lukas 2:36-38.
“Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.”
Hari ini kita hanya akan fokus pada bagian yang menyebutkan bahwa Hana adalah keturunan dari suku Asyer, salah satu dari 12 suku Israel. Ada sebuah hal menarik dari suku Asyer yang akan kita pelajari pada hari ini.
2 Tawarikh 30:1-11 mencatat bahwa di zaman raja Hizkia, ada sebuah panggilan kepada orang Israel untuk kembali merayakan hari raya paskah. Raja, para pemimpin, dan seluruh jemaat di Yerusalem setuju dan melalui para pesuruh, tibalah waktu untuk membuat panggilan itu ke seluruh Israel dan Yehuda. Panggilan yang dilakukan ini juga adalah panggilan untuk orang-orang Israel bertobat, untuk kembali setia kepada Tuhan.
Sayangnya, banyak dari mereka yang menertawakan dan mengolok-olok. Tetapi, Alkitab mencatat bahwa “beberapa orang dari Asyer, Manasye dan Zebulon merendahkan diri, dan datang ke Yerusalem” (ayat 11).
Kisah pertobatan orang-orang Asyer ini tidak dituliskan secara terperinci. Namun, walaupun begitu singkat, penulisan kisah Hana, nabi wanita keturunan Asyer, di dalam kitab Suci merupakan sebuah hal yang istimewa.
Bagaimana dengan kita? Tuhan juga ingin kita menjadi Hana modern, seorang yang berbalik kepada Tuhan dari kehidupan kita yang jahat, setia hingga lanjut usia hingga mati, sehingga nama kita tidak hanya dituliskan di dalam buku yang fana, tetapi di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Sungguh sebuah hal yang sangat mulia!
Wahyu 21:27 mencatat bahwa mereka yang berhak masuk ke dalam kota yang kudus, Yerusalem baru (ayat 10) “hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.”
Untuk itu, marilah kita bekerja sekuat tenaga, bersama dengan Tuhan, untuk memastikan nama kita tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba dan pada akhirnya menikmati kehidupan yang indah bersama Tuhan.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.