Shalom, selamat Sabat!
“Apakah anggota-anggota menyadari bahwa segala sesuatu yang telah diberikan kepada mereka harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemuliaan Allah? Tuhan tetap menyimpan catatan yang teliti mengenai tiap-tiap orang di atas dunia ini. Dan apabila hari perhitungan itu tiba, penatalayan yang setia tidak mengambil keuntungan bagi dirinya, la tidak berkata, ‘Uang saya;’ tetapi ‘uangMu telah mendapat untung.’ Ia mengetahui bahwa tanpa karunia yang dipercayakan maka tak ada penambahan harta akan terjadi. Ia merasa bahwa dalam melaksanakan dengan setia penatalayanan, ia hanya melakukan tugasnya. Modalnya adalah kepunyaan Tuhan, dan oleh kuasaNya saja ia sanggup menjalankan uang itu dengan sukses. Nama Tuhan saja yang harus dipermuliakan. Tanpa modal yang diberikanNya ia menyadari bahwa ia akan bangkrut untuk selama-lamanya.”
Review and Herald, 12 September 1899
Jika kita membaca kutipan di atas maka kita tahu bahwa semua harta yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan, lalu apa yang harus kita lakukan dengan harta yang Tuhan titipkan pada kita?
Tuhan ingin agar kita menggunakannya untuk kemuliaan nama Tuhan dan jangan sampai kita memegahkan diri dan berkata, “karena uang saya, maka ada banyak jiwa merasa terberkati,” tetapi katakanlah “karena uang Tuhanlah, maka ada banyak jiwa merasa terberkati.”
Di dalam kita memberi sedekah pun, Tuhan menasihati kita “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Matius 6:2-3)
Biarlah segala puji dan hormat hanya untuk kemuliaan Tuhan saja, bukan kemuliaan kita.
Selamat Sabat dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.