Shabbat Shalom!
Pada tahun 1825, lahirlah seorang pelayan Tuhan, Dudley Tyng. Dalam hidupnya, ia tak pernah lelah untuk menyampaikan firman Tuhan kepada banyak orang, dan untuk mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani untuk membawa setiap jiwa lebih dekat kepada Tuhan. Setiap firman Tuhan yang keluar dari mulutnya, disampaikannya tanpa kompromi.
Pada tahun 1858, Dudley Tyng yang masih berusia 33 tahun, menyampaikan pekabaran Tuhan di kota Filadelfia, Amerika Serikat, dengan sangat luar biasa. Sekitar 5.000 orang yang lapar dan haus akan kebenaran datang untuk mendengarkan dan mempelajari firman yang hidup itu. Dan lebih dari 1.000 orang menyerahkan diri mereka untuk Tuhan dan untuk melayani-Nya.
Satu bulan setelah itu, ia pergi mengunjungi sebuah desa dan memperhatikan sebuah alat pemisah biji jagung yang sedang beroperasi. Tanpa disengaja, pakaian pada lengannya terjepit di antara roda-roda penggerak pada alat itu, yang mengakibatkan lengannya tersobek, pembuluh darah arteri utamanya terluka dengan sangat parah, dan sarafnya juga terluka. Empat hari kemudian, infeksi berkembang dan tidak lama kemudian ia meninggal dunia.
Beberapa saat sebelum ia meninggal, beberapa pelayan Tuhan dan teman-temannya datang mengunjunginya dan bertanya, “apa ada sesuatu yang ingin engkau sampaikan kepada kami?” Tanpa ragu Dudley Tyng menjawab, “Marilah kita selalu berdiri karena Yesus.”
Kalimat inilah yang menginspirasi George Duffield untuk menulis lirik lagu hymn “Stand Up For Jesus!”
“Berdiri, berdiri karena Yesus
Engkau tentara salib
Angkat tinggi panji-Nya
Engkau tidak akan kalah
Dari kemenangan kepada kemenangan
Ia akan memimpin
Sampai setiap musuh dikalahkan
Dan Kristus adalah Tuhan”
Fisik Dudley Tyng boleh kalah, namun sampai pada akhirnya ia tetap setia dan menang dalam peperangan rohaninya. Kiranya kesaksian ini mengingatkan kita untuk tetap setia kepada Tuhan dan “kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.” (Efesus 6:10).
Kiranya berkat Sabat menjadi bagian kita semua. Amin.