Shalom, selamat Sabat!
Renungan kita pada Sabat ini diambil dari buku Peristiwa-Peristiwa Akhir Zaman bab 3 dengan judul sub bab adalah ‘Kita Harus Senantiasa Mengingat Hari Allah yang Besar Itu’
Mari kita simak percakapan antara Sister White dan seorang saudara yang kita akan sebut sebagai saudara A.
Saudara A bertanya kepada Sister White, “Sister White, menurut Anda apakah Tuhan akan datang dalam sepuluh tahun depan?”
“Apa bedanya bagi Anda kalau Ia datang dalam dua, empat atau sepuluh tahun?” Tanya Sister White
“Saya akan berlaku berbeda dalam beberapa hal dibandingkan yang saya lakukan sekarang kalau saya sudah tahu bahwa Tuhan akan datang dalam sepuluh tahun lagi,” jawab saudara A.
“Apa yang akan engkau lakukan?” Tanya Sister White.
“Tentu saya akan menjual harta benda saya dan mulai menyelidiki firman Allah dan mencoba mengamarkan banyak orang supaya mereka bersedia bagi kedatangan-Nya, dan saya akan memohon kepada Allah supaya saya bisa siap bertemu dengan Dia,” jawab saudara A.
Lalu sister White berkata, “Kalau engkau tahu bahwa Tuhan tidak akan datang sampai dua puluh tahun nanti, maka hidupmu akan berbeda.”
“Saya kira begitu” sahut saudara A
Inilah percakapan yang terjadi antara saudara A dan Sister white.
Alangkah mementingkan diri pernyataannya bahwa dia akan hidupkan kehidupan yang berbeda kalau dia mengetahui Tuhannya akan datang sepuluh tahun lagi! Padahal, Henokh berjalan bersama Allah selama 300 tahun, dan ini adalah satu pelajaran bagi kita, bahwa kita harus berjalan bersama Allah setiap hari, dan kita tidak akan aman kecuali kita menunggu dan berjaga.
Tak heran Yesus sendiri berkata, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.” (Markus 13:35-36)
Kiranya renungan kita pada hari ini mengingatkan kita semua untuk selalu berjaga-jaga, bersedia menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Amin.