Pada saat ini, Yesus dan murid-murid sedang dalam perjalanan dari Yudea ke Galilea dan melewati daerah Samaria. Ketika tiba di kota Sikhem di wilayah Samaria, Yesus beristirahat di pinggir sumur Yakub sementara para murid pergi mencari makan. Lalu datanglah seorang wanita Samaria ingin menimba air. Dan setelah Yesus berkata kepadanya, “Berilah Aku minum” terjadilah percakapan antara mereka berdua.
Alkitab mencatat bahwa yang terjadi pada zaman itu adalah orang Yahudi bermusuhan dengan orang Samaria. Mereka menganggap bahwa orang Samaria bukan lagi orang-orang yang memiliki kebenaran utuh karena mereka adalah hasil pernikahan campur. Itulah mengapa perempuan Samaria itu berkata kepada Yesus di dalam Yohanes 4:9, “‘Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?’ (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)”
Namun, percakapan mereka itu berlangsung hingga Yesus mengatakan di ayat 13 dan 14, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
“Kata perempuan itu kepada-Nya: ‘Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.’” (ayat 15)
Air yang Yesus berikan adalah diri-Nya sendiri seperti yang tertulis di dalam Yohanes 7:37, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”
Ada 3 perubahan yang terjadi di dalam diri wanita Samaria, 3 hal dari yang kurang baik menjadi sesuatu yang baik, 3 hal dari yang tidak mengenal kebenaran kepada pengenalan akan kebenaran sejati itu. Apa saja perubahan yang terjadi dalam dirinya? Kita akan membahasnya mulai besok.
Hari ini kita diingatkan bahwa seperti kebutuhan air secara fisik setiap hari, kita juga memerlukan air rohani yang Tuhan sendiri telah sediakan. Dan kita tidak dapat “titip” untuk orang lain minum bagi kita; kita sendiri yang harus meminum air itu, dan kita sendiri yang harus membaca Firman Tuhan itu sendiri. Renungan ini hanya menjadi sarana, tetapi lebih penting bagi kita masing-masing untuk membaca Firman Tuhan itu secara langsung dan biarkan Roh Kudus menyatakan kehendak-Nya kepada kita masing-masing.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.