Pada seri sebelumnya kita sudah belajar bahwa seandainya Yunus menurut dengan tidak ragu-ragu, ia mungkin akan terhindar dari banyak pengalaman pahit, dan akan diberkati dengan melimpah, tetapi Yunus tidak menurut sehingga Tuhan mengijinkan angin ribut dan badai terjadi di dalam perjalanan Yunus. Dan pada akhirnya mereka mengusulkan untuk membuang undi, “supaya kita mengetahui,” kata mereka, “karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini.” 

Mari kita baca kisah selanjutnya di dalam Yunus 1:7-9, “Lalu berkatalah mereka satu sama lain: ‘Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini.’ Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi. Berkatalah mereka kepadanya: ‘Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?’ Sahutnya kepada mereka: ‘Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.’

Sekarang mari kita perhatikan respon mereka yang mendengar jawaban dari Yunus, “Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: ‘Apa yang telah kauperbuat?’ sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.” (Yunus 1:10)

Perhatikan ayat 10 bagian akhir yang mencatat bahwa orang-orang tahu bahwa Yunus melarikan diri dari TUHAN karena Yunus yang memberitahu mereka.

Jadi, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini?

Pertama, dari sini kita belajar bahwa saat kita mendapatkan masalah, kita harus intropeksi diri dulu, “Apakah saya sedang menyeleweng dari jalan kewajiban?” Jika iya, maka yang harus kita lakukan adalah akui dosa kita dan mintalah pengampunan dari Tuhan dan sisanya biarlah kehendak Tuhan yang jadi.

Kedua, mungkin kita sering lupa bahwa terkadang malapetaka datang karena hasil pilihan kita sendiri, tetapi disini kita bisa belajar bahwa Yunus tidak menyangkal fakta dia melarikan diri dari tugasnya. Dia akui kesalahannya.

Oleh karena itu, marilah kita akui kesalahan kita dan bukan menyembunyikannya. Mengapa? Karena ada tertulis, “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” (Amsal 28:13)

Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami