Kemarin kita sudah membaca bahwa mereka berseru kepada Tuhan, dan mereka berseru kepada Tuhan, “Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.” (Yunus 1:15)
Akhirnya mereka menurut kepada apa yang dikatakan oleh Yunus, yaitu melemparkannya ke laut. Dan yang menarik adalah saat mereka sudah melemparkan Yunus ke laut, maka laut berhenti mengamuk.
Saat membaca kisah ini kita bisa melihat bahwa mereka akhirnya menurut kepada apa yang dikatakan Yunus dan laut berhenti mengamuk. Artinya penurutan itu penting. Dari sini kita diingatkan juga untuk menurut kepada Tuhan karena Yesus sendiri berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15)
Selain itu, saat membaca kisah saat Yunus dilemparkan, maka laut berhenti mengamuk, maka kita mungkin akan mengingat kisah Yesus yang terdapat di dalam Lukas 8:22-25 atau Matius 8:23-27. Kisah ini menceritakan saat itu Yesus naik perahu bersama dengan murid-murid-Nya. Lalu saat mereka sedang berlayar, terjadilah angin ribut di danau itu sampai air itu masuk ke dalam perahu. Lalu mereka membangunkan Yesus dan Ia menghardik angin dan air yang sedang mengamuk itu, lalu angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh.
Sebuah kisah yang mirip, bukan? Dari sini kita diingatkan lagi bahwa Tuhan adalah Pencipta dan bisa mengatur segala yang terjadi. Itulah sebabnya dikatakan di dalam Matius 8:27, “Dan heranlah orang-orang itu, katanya: ‘Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?’” (Matius 8:27)
Angin dan danau atau laut taat kepada-Nya. Begitu juga kita sebagai ciptaan-Nya seharusnya juga taat kepada Pencipta kita walaupun “Tuhan tidak pernah memaksakan penurutan manusia. Ia memberikan pilihan kepada manusia akan siapa yang akan mereka sembah.” (Prophets and Kings 510.4)
Oleh karena itu marilah kita memilih dengan pertimbangan yang sehat dan memilih yang bisa membawa kita pada kekekalan.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.