Hari ini kita akan melanjutkan bagian kedua dari Kisah Para Rasul 9:3, “…tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.” Di pasal 22:6 dan 26:13 dijelaskan bahwa itu adalah “cahaya yang menyilaukan dari langit,” “cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari” yang terjadi pada “tengah hari bolong.”
Kisah ini mungkin sudah sering kita dengar. Tetapi pernahkah kita bertanya mengapa Tuhan menggunakan media cahaya dalam menobatkan Saulus? Cahaya yang membuatnya “tidak dapat melihat apa-apa” (Kisah Para Rasul 9:8). Mengapa Tuhan tidak menggunakan media yang lain seperti penyakit atau yang lainnya?
Ada dua poin yang dapat kita pelajari. Hari ini kita akan membahas satu poin, yaitu:
1. Sehebat-hebatnya matahari yang begitu dikagumi oleh banyak orang, ada Sang Pencipta yang lebih hebat. Seterang-terangnya cahaya matahari, cahaya kebenaran Tuhan itu jauh lebih terang. Cahaya matahari hanya sebatas membantu kehidupan secara fisik, tetapi cahaya kebenaran Tuhan memberikan kehidupan kekal.
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’“
Yohanes 8:12
Sama seperti Saulus, kita pun juga dalam kegelapan, itulah sebabnya dikatakan, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.” (Efesus 5:8-9)
Itulah sebabnya Tuhan mengajak kita untuk memantulkan terang Kristus, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.