Shalom dan selamat pagi.
Prinsip ketiga yang harus kita pegang dalam menyelidiki Alkitab adalah ayat menjelaskan ayat, tertulis di dalam Yesaya 28:9-10 (ILT3) “Kepada siapakah Dia akan mengajarkan pengetahuan? … Sebab, peraturan demi peraturan, peraturan demi peraturan, patokan demi patokan, patokan demi patokan, di sini sedikit, di sana sedikit.”
Peraturan dibandingkan dengan peraturan, ayat dibandingkan dengan ayat, di sini sedikit disana sedikit, satu ayat di kitab yang satu dapat dengan ayat lain di kitab lainnya.
Jadi di dalam menafsirkan atau mengartikan ayat kita harus menggunakan ayat Alkitab juga. Bukan dengan kitab suci agama lain ataupun buku-buku pengetahuan dunia.
Sebagai contohnya di dalam 1 Tesalonika 4:3 “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,”
Kehendak Allah adalah pengudusan kita, lalu dengan apa kita dikuduskan?
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.”
Yohanes 17:17
Kita dikuduskan oleh kebenaran. Bagaimana caranya dikuduskan melalui kebenaran?
“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran..”
1 Petrus 1:22
Jadi kita dikuduskan oleh karena penurutan akan kebenaran tersebut. Lalu siapakah kebenaran yang menguduskan kita? Dia adalah Kristus.
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Yohanes 14:6
Tak heran seorang reformator protestan terkenal yaitu sir Martin Luther mencatatkan “Oleh sebab itu, Ayat-ayat suci Alkitab adalah terang bagi dirinya sendiri. Adalah baik bahwa Ayat Alkitab mengartikan dirinya sendiri.” (Martin Luther, WA 10/III:238, lines 10, 11).
Selain Alkitab harus menjelaskan dirinya sendiri, hari ini kita juga belajar bahwa melalui penurutan akan kebenaran kita dapat dikuduskan, dan kebenaran itu adalah Kristus.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.