“Empat puluh hari lamanya Ia berpuasa dan berdoa. Karena sudah lemah dan kurus akibat lapar, letih-lesu dan sengsara dengan penderitaan pikiran, sekaranglah kesempatan setan. Sekarang sangkanya [setan], ia mengalahkan Kristus.”
The Desire of Ages 118.1
Setan berkata, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” (Matius 4:3)
Kita tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah, tetapi “ucapan yang pertama ini menghianati pribadinya. ‘Jikalau Engkau Anak Allah.’ Di sinilah sindiran yang mengandung rasa tidak percaya. Sekiranya Yesus melakukan apa yang dianjurkan Setan, sudah pasti hal itu berarti penerimaan akan kebimbangan itu.” (The Desire of Ages 118.3)
“Dalam nada suaranya ada sesuatu pernyataan tidak percaya yang amat sangat. Sampai hatikah Allah memperlakukan putera-Nya sendiri sedemikian? Sampai hatikah Ia meninggalkan Dia di padang belantara dengan binatang-binatang buas, tanpa makanan, tanpa kawan, tanpa kesenangan? Ia menyindir bahwa Allah tidak pernah bermaksud supaya Anak-Nya mengalami keadaan semacam ini. ‘Jikalau Engkau Anak Allah,’ tunjukkanlah kuasa-Mu oleh menolong diri-Mu sendiri dari kelaparan yang amat sangat ini. Perintahkanlah supaya batu ini menjadi roti.”
The Desire of Ages 118.3
Ini ucapan yang sama yang dilakukan oleh Setan kepada Hawa yang membuat Hawa mulai meragukan Tuhan. Apakah memang Tuhan melarang untuk memakan buah yang indah ini? Bukankah melarang memakan buah itu bertentangan dengan sifat Tuhan yang penuh kasih? Dan akhirnya manusia jatuh dalam dosa.
Tetapi bagaimana dengan respon Yesus? Apakah Ia juga termakan dengan hasutan setan? Kita akan membahasnya besok.
Hari ini kita belajar bahwa seringkali setan menggunakan kalimat-kalimat yang bisa membuat kita mulai meragukan apa yang Tuhan firmankan, tetapi ingatlah untuk selalu percaya kepada apa yang Tuhan firmankan! Jangan ragu kepada firman Tuhan.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.