Apakah Yesus malas-malasan? Tentu saja tidak! Yesus tidak pernah memberikan teladan untuk bermalas-malasan. Di dalam buku The Story of Jesus dicatatkan bahwa “Yesus mendiami rumah petani miskin. Dengan gembira dan senang hati la membantu mencukupkan nafkah keluarga itu. Setelah la dewasa, la belajar bertukang dan bekerja di pertukangan kayu dengan Yusuf.” (The Story of Jesus 34.4)
Perhatikan kutipan tersebut, Yesus senang membantu untuk mencukupi nafkah dari keluarga yang miskin dan saat Ia dewasa, Ia belajar bertukang dan bekerja.
Jadi teladan kedelapan yang kita bisa tiru dari Yesus adalah suka menolong orang yang membutuhkan, dan Ia juga belajar bertukang dan bekerja. Artinya Yesus belajar sesuatu yang bisa digunakan untuk bekerja. Kita juga harus belajar sesuatu yang berguna untuk kedepannya. Disini bukan berarti kita harus sama seperti Yesus, yaitu belajar mengenai pertukangan. Disini ingin ditekankan untuk belajar sesuatu yang berguna untuk pekerjaan di kemudian hari. Berdoalah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan dan bisa membantu orang lain.
Janganlah kita malas bekerja karena “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.” (Amsal 18:9)
Dan di dalam kita bekerja, ingatlah juga untuk tetap bisa membantu orang yang membutuhkan.
Kiranya renungan kita pada hari ini boleh mengingatkan kita untuk selalu memandang kepada Kristus agar hidup kita berubah semakin serupa dengan karakter Kristus, yaitu suka membantu orang lain, rajin belajar dan bekerja.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.