Shalom, selamat pagi.
Versi lengkap atau lebih rinci dari renungan hari ini dapat anda dengarkan di YouTube kami.
Sebelumnya kita sudah membahas pada renungan kita bagian 16 bahwa Wahyu 13: 15, 17 berbicara tentang suatu pemaksaan yang akan terjadi dan pemaksaan itu berkaitan dengan tanda binatang.
Lalu apakah yang dimaksud dengan tanda binatang itu?
Untuk mengetahui apa itu tanda binatang kita harus mengetahui apa itu tanda Tuhan terlebih dahulu. Apakah benar bahwa Tuhan juga memiliki suatu tanda?
Mari kita membacanya di dalam Wahyu 9:4 “Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.” Jadi tanda Tuhan adalah suatu meterai dan itu dikenakan pada dahi umat-umat Tuhan.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan tanda Tuhan tersebut?
Jawabannya terdapat di dalam Yehezkiel 20:20 (ILT3), dituliskan “Dan kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, dan itu semua akan menjadi suatu tanda antara Aku dan kamu, sehingga kamu akan mengenal bahwa Akulah YAHWEH, Elohimmu.”
Penjelasan lebih lanjut mengenai meterai atau tanda Tuhan ini dapat didengarkan pada tautan berikut: https://youtu.be/dO2AM7_3BbE
Jadi ketika kita menguduskan hari Sabat maka kita akan memperoleh suatu tanda dari Tuhan. Nah, kalau tanda Tuhan berbicara soal pengudusan akan hari Sabat lalu bagaimana dengan tanda binatang? Tentunya tanda binatang itu juga berbicara tentang pengudusan hari, dan tentu saja itu bukan hari Sabat. Lalu hari apakah itu?
Itu adalah hari Minggu. Jadi tanda binatang adalah pengudusan akan hari Minggu. Mengapa hari Minggu? Kalau kita melihat dunia kekristenan sekarang maka kita akan dapati bahwa kebanyakan dari orang-orang Kristen beribadah pada hari Minggu dan bukan pada hari Sabtu atau hari Sabat. Padahal Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk menguduskan hari Minggu.
Pernahkah anda berpikir bagaimana bisa yang tadinya para murid dan rasul beribadah pada hari Sabtu atau hari Sabat, namun sekarang orang-orang Kristen sekarang ini malah beribadah pada hari Minggu? Di manakah perubahan itu terjadi? Dan siapa yang mengubahnya?
Dicatatkan dalam sejarah bahwa gereja katolik Roma “… mematuhi hari Minggu ketimbang hari Sabtu karena gereja Katolik di dalam sidang Laodekia (A.D. 336) mengubah kekudusan Sabtu ke hari Minggu.” (The Convert’s Catechism of Catholic Doctrine, halaman 50)
Tuhan sudah dengan jelas berkata “tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu;” (Keluaran 20:10). Sedangkan Minggu bukanlah hari ketujuh. Namun Setan berusaha menyingkirkan Sabat hari ketujuh Tuhan dengan memperkenalkan suatu sabat palsu (hari Minggu) sehingga orang-orang tidak menerima tanda Tuhan dan malah menerima tanda binatang sebagai gantinya.
Kalau kita kembali pada Wahyu 13:15, 17 tadi, maka pemaksaan yang dituliskan disana berbicara tentang pemaksaan untuk menghormati suatu sabat palsu dan mereka yang mengakui sabat palsu itu (hari Minggu) akan menerima tanda binatang. Dan tanda binatang itu adalah pengudusan akan hari Minggu.
Bagaimana persisnya pemaksaan itu? Kita akan membahasnya pada renungan kita selanjutnya.
Bagi saudara-saudara yang rindu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembahasan hari ini, anda dapat langsung menghubungi kami pada nomor WA ataupun Telegram.
Hari ini kita belajar:
-
- Suatu pemaksaan akan terjadi dan tanda binatang berbicara soal pengudusan akan hari Minggu.
- Untuk menerima tanda Tuhan kita harus memelihara Sabat Tuhan hari ketujuh.
- Kita harus mematuhi peraturan Tuhan ketimbang peraturan gereja.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.