Shalom, selamat Sabat adik-adik semua.

Nah, siapa yang di sini tau mengenai meterai? 

Tidak tahu kak.

Meterai (biasa juga disebut sebagai cap atau stempel) adalah suatu penanda yang digunakan untuk suatu surat, atau hal lainnya yang biasanya digunakan untuk membuat surat itu sah dan dapat dipertanggungjawabkan. 

Pada zaman dulu jika seorang raja memberikan meterai pada surat maka surat itu tidak bisa dibatalkan. (Daniel 6:9)

Kalau zaman sekarang contoh stempel atau cap tersebut dapat adik-adik lihat pada rapor sekolah.

Apakah adik-adik tahu meterai itu seperti apa?

Tidak tahu kak.

Di dalam buku The Story of the Seer of Patmos halaman 135 paragraf pertama dituliskan “Penggunaan kata meterai [cap/stempel] membawa pikiran pada suatu dokumen yang resmi. Ketika meterai pemerintahan diberikan pada suatu dokumen resmi, pada meterai itu terdapat nama orang yang memiliki kuasa, hak dia untuk memerintah [gelar], dan wilayah dimana orang tersebut memerintah.”

Jadi suatu meterai terdiri dari nama, gelar, dan wilayah kekuasaan.

Pertanyaannya apakah Tuhan punya meterai? Kalau punya dimana kah meterai Tuhan itu?

Meterai Tuhan terdapat pada hukum keempat yaitu yang tertulis di dalam Keluaran 20:8, 11 “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

Mengapa stempel Tuhan ada pada hukum keempat kak?

Tadi ingat kan adik-adik bahwa meterai terdiri dari nama, gelar dan wilayah kekuasaan. Pada hukum keempat kita bisa lihat ada nama Tuhan, gelar-Nya sebagai pencipta, dan wilayah kekuasaan-Nya yang melingkupi langit dan bumi.

Jadi hanya pada hukum keempat kita bisa melihat nama, gelar, dan wilayah kekuasaan Tuhan yang mana hal-hal tersebut tidak tidak tertulis pada kesembilan hukum lainnya.

Maka darinya kita bisa mengetahui bahwa sepuluh hukum Tuhan adalah suatu perintah resmi dan sah yang berasal dari Tuhan karena terdapat meterai Tuhan disana pada hukum keempat.

Jadi mari kita senantiasa menuruti kesepuluh hukum Tuhan karena “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” (Matius 7:24)

Apakah adik-adik sudah paham?

Sudah!

Puji Tuhan. Inilah renungan kita pada hari ini. Selamat Sabat dan Tuhan memberkati.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami