Pasal ini menggambarkan masa-masa sulit dalam pelayanan nabi Yeremia. Ia dipenjara karena menyampaikan firman Tuhan yang tidak populer, yaitu nubuat bahwa Yerusalem akan jatuh ke tangan raja Babel.
Para pemimpin bangsa menuduhnya melemahkan semangat rakyat dan tentara, lalu menjatuhkannya ke dalam sumur yang berlumpur dan tak berair agar ia mati perlahan.
Namun, Tuhan tidak meninggalkan hamba-Nya. Melalui Ebed-Melekh, orang Etiopia, Yeremia diselamatkan.
Kemudian, Raja Zedekia diam-diam memanggil Yeremia untuk menanyakan firman Tuhan. Tetapi, sekalipun tahu resikonya besar, Yeremia tidak mengubah pesan Tuhan. Ia tetap berkata, “Jika engkau keluar menyerahkan diri kepada para perwira raja Babel, maka nyawamu akan terpelihara …” (Yeremia 38:17).
Jadi, Pelajaran apa yang bisa kita dapat dari kisah ini? Tentu ada banyak, tetapi saya bagikan dua saja.
Pertama, Kebenaran memang tidak selalu diterima bahkan seringkali ditolak, tetapi kita harus tetap menyampaikan kebenaran ini.
Kedua, Tuhan selalu punya cara menolong umat-Nya di masa-masa yang sulit. Sama seperti Yeremia yang mungkin tak berdaya di dalam sumur berlumpur, tetapi Tuhan menggerakkan hati Ebed-Melekh untuk menolongnya. Pertolongan Tuhan bisa datang dari mana saja yang bahkan tak pernah kita duga.
Jadi, jangan takut untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan selalu punya cara untuk menolong umat-Nya di masa yang sulit.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin