Saya secara pribadi suka dengan ayat 6 dan 10 dari pasal ini.
Pada ayat 6 disebutkan bahwa “Ezra … adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel.” (Ezra 7:6)
Walaupun dicatatkan bahwa ia adalah ahli kitab dan mahir dalam Taurat Musa, tetapi ia tetap ingin meneliti Taurat TUHAN. Mari kita baca di ayat 10.
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”
Ezra 7:10
“Dilahirkan dari keturunan Harun, Ezra telah diberi pendidikan keimamatan; dan sebagai tambahan kepada hal ini ia telah mengenal dengan sebaik-baiknya akan tulisan-tulisan ahli-ahli jampi, ahli nujum, dan orang-orang bijaksana dalam kerajaan Media Persia. Tetapi ia tidak merasa puas akan keadaan kerohaniannya. Ia rindu berada dalam kesatuan yang penuh dengan Allah; ia rindu memperoleh hikmat untuk melaksanakan kehendak Ilahi. Dan dengan demikian ia ‘telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya.’ Ezra 7:10.”
Prophets and Kings 608.1
“Ezra memberikan perhatian secara khusus terhadap pengalaman-pengalaman orang Israel sejak perjanjian diadakan kepada Abraham. Ia mempelajari petunjuk yang diberikan di gunung Sinai dan sepanjang waktu yang lama dalam pengembaraan di padang gurun. Ketika ia mempelajari lebih banyak dan lebih banyak lagi mengenai pemeliharaan Allah kepada anak-anak-Nya, dan mengerti akan kesucian hukum yang diberikan di Sinai, hati Ezra tergerak. Ia mengalami suatu pertobatan baru dan cermat serta menentukan untuk menguasai tulisan-tulisan sejarah yang suci, sehingga ia dapat menggunakan pengetahuan ini untuk membawa berkat dan terang kepada bangsanya.”
Prophets and Kings 608.2
“Ezra berusaha untuk mencapai suatu persiapan hati untuk pekerjaan yang ia percaya terbentang di hadapannya. Ia mencari Allah dengan tekun, supaya ia dapat menjadi guru yang bijaksana di Israel. Sementara ia belajar menyerahkan pikiran dan kemauan kepada pengendalian Ilahi, terjadilah di dalam kehidupannya prinsip-prinsip penyucian sejati, yang pada tahun-tahun kemudian, mempunyai suatu pengaruh yang membentuk, bukan saja terhadap orang-orang muda yang mencari nasihatnya, tetapi juga terhadap semua orang yang bergaul dengan dia.”
Prophets and Kings 608.3
Dari sini kita bisa meniru semangat dari Ezra dalam menyelidiki firman Tuhan. Walaupun ia sudah dituliskan sebagai ahli kitab, tetapi ia tidak puas dan terus mencari Allah dengan tekun melalui firman-Nya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah memiliki semangat seperti Ezra? Jawablah dalam hati kita masing-masing.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin