Baca atau dengarkan audio Daniel pasal 6. Kisah di pasal ini adalah salah satu kisah yang terkenal, yaitu Daniel di gua singa atau ada juga yang menyebutnya lubang singa.
Dari kisah ini, saya tertarik dengan ayat yang menjelaskan bahwa para pejabat tidak menemukan alasan dakwaan atau suatu kesalahan kepada Daniel karena memang tidak ada kelalaian atau kesalahan yang bisa didapati dari Daniel. Oleh sebab itu mereka hanya bisa menyerang dari hal ibadahnya kepada Allah. Mari kita baca ayatnya.
“Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Maka berkatalah orang-orang itu: ‘Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!’”
Daniel 6:5-6
Dari sini saya mau mengambil dari sisi kehidupan pekerjaan Daniel sehari-hari yang dikatakan tidak didapati sesuatu yang lalai atau salah. Artinya Daniel adalah pribadi yang teliti dan jujur dalam pekerjaannya. Ingatlah pembahasan kita di perenungan Keluaran 39 tentang pribadi yang teliti.
Jadi, kita bisa belajar dari kehidupan Daniel yaitu ketelitian. Dan tentu saja tidak ditemukan kesalahan dan kelalaian karena ia juga hidup jujur. Bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita, entah dalam pekerjaan maupun pelayanan yang kita lakukan, penting sekali kita menjadi seseorang yang teliti, jujur, dan berintegritas? Tak heran pena inspirasi mencatat demikian:
“Dasar dari ketelitian, kejujuran, dan integritas harus diberikan kepada orang muda. Proses pembentukan akan kebiasaan yang benar pada orang muda adalah sangat penting. Jika gantinya dididik untuk patuh kepada aturan dan regulasi, dan kebiasaan tepat waktu, ketelitian, kerapian, keteraturan, dan hemat, mereka dibiarkan untuk membentuk kebiasaan yang bebas dan longgar, besar kemungkinan mereka akan memelihara kebiasaan buruk ini sepanjang hidup.”
Testimonies for the Church, Vol. 5, 415.1
Jadi, mulailah dengan kebiasaan yang baik. Kita bisa memulainya dari satu kebiasaan dulu atau langsung beberapa kebiasaan. Misal kita memulai dengan hidup teliti, teratur, dan tepat waktu. Atau mungkin kita memulai dengan hidup yang lebih rapi, jujur, dan teliti.
Renungan hari ini ingin mengajak kita untuk memupuk kebiasaan yang baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga tidak ada orang yang bisa menghina Allah kita karena kecerobohan kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin