Melanjutkan renungan kemarin, selain Saulus rebah ke tanah, ia juga mendengar sebuah suara. Ini adalah suara Tuhan yang ia dengar sangat jelas. Isi dari suara itu akan kita bahas di renungan besok. Tetapi hari ini kita lebih fokus kepada suara Tuhan yang jelas itu.
Bagi Saulus, Yesus bukanlah Seorang Pribadi yang asing. Sebaliknya, karena ia adalah seorang Farisi yang sangat mempelajari hukum Taurat, ia begitu sering membaca, mendengar, bahkan membahas tentang siapa Yesus itu. Sayangnya, interpretasi dan ajaran yang diteladaninya terbalik 180 derajat dari kebenaran yang sejati, yang pada akhirnya membuat Saulus menganiaya para pengikut Yesus.
Sampai pada akhirnya Saulus “bertemu” dengan Yesus secara pribadi di perjalanannya menuju Damsyik melalui suara Tuhan yang berbicara langsung kepadanya. Itu menjadi awal proses pertobatan Saulus yang membawanya kepada kebenaran sejati dalam pengertian dan dalam praktek hidupnya.
Sebagai aplikasi dalam kehidupan kita, hanya mendengar tentang Yesus itu tidaklah cukup. Kita perlu mengenal Dia secara pribadi. Jangan puas dengan apa yang disampaikan orang lain tentang Yesus, tetapi kita harus mengenal-Nya secara pribadi melalui merenungkan firman-Nya, melalui doa-doa pribadi kita, dan perubahan dalam hidup kita yang menjadi lebih baik, lebih serupa dengan-Nya.
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”
Yohanes 17:3
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.