Pertanyaan yang ada di judul renungan kita hari ini adalah pertanyaan yang ada di Mazmur 24:3, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?”

Lalu apa jawabannya? Mari kita baca ayat selanjutnya, “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” (Mazmur 24:4-5)

Itulah ciri-ciri orang yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus. Hari ini kita akan membahas tangan yang bersih dan tidak bersumpah palsu.

Apa maksudnya tangan yang bersih? “Tangan yang bersih. Tidak dinodai oleh kejahatan. Karena tangan adalah alat dalam melakukan kegiatan, memiliki tangan yang bersih artinya memiliki tindakan yang benar.” (Nichol, Francis D.: The Seventh-day Adventist Bible Commentary: The Holy Bible With Exegetical and Expository Comment. Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1978 (Commentary Reference Series), S. Ps 24:4)

Jadi, TUHAN ingin agar kita selalu melakukan tindakan yang benar, yaitu tindakan yang tidak menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.

Mungkin saja apa yang kita lakukan itu salah di hadapan manusia karena kita tidak mau berbohong demi kebaikan, tetapi jadilah orang yang benar di hadapan TUHAN, walaupun dunia akan membenci kita.

Lalu hal kedua yang akan mengenai orang yang tidak bersumpah palsu. Ini adalah aturan yang TUHAN sudah tetapkan di dalam 10 hukum, yaitu hukum ke-9, yaitu “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Keluaran 20:16)

Apakah artinya kita tidak boleh berbohong? Ya, tentu saja! Tetapi bukan hanya itu. Mari kita baca kutipan di bawah ini:

“Satu rencana untuk menipu adalah juga termasuk kepada dusta … Segala pernyataan yang berlebih-lebihan yang disengaja … termasuk dusta. Hukum ini melarang setiap usaha untuk merusak nama baik sesama kita oleh penampilan yang salah atau sangkaan yang jahat, oleh laporan yang palsu atau membawa-bawa berita yang tidak benar. Bahkan menyembunyikan kebenaran dengan sengaja, oleh mana orang lain akan dirugikan, adalah merupakan pelanggaran terhadap hukum yang kesembilan ini.”

Sejarah Para Nabi 362.6

Jadi, janganlah merencanakan penipuan, janganlah melebih-lebihkan informasi dengan sengaja, janganlah merusak nama baik dengan menggosip, janganlah juga kita menyembunyikan kebenaran yang disengaja dan merugikan orang lain.

Kiranya kita bisa menjaga perkataan dan juga tindakan kita agar selalu seturut dengan kebenaran firman Tuhan.

Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Leave a Reply

Contact Us

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus voluptatem accusantium doloremque laudantium totam reaperiam eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Type what you are searching for:

Hubungi Kami