“… Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun — jadi masih muda — biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.”
Kejadian 37:2
“Apabila Yusuf menyaksikan tingkah laku yang jahat dari pada saudara-saudaranya itu, ia merasa susah sekali; ia memberanikan diri untuk dengan lemah lembut menegur mereka, tetapi ini hanya membangkitkan kemarahan serta kebencian mereka. Ia tidak tahan melihat mereka berbuat dosa terhadap Allah, dan ia menghadapkan persoalan ini kepada bapanya, dengan pengharapan bahwa wewenangnya akan dapat menuntun mereka kepada satu pembaharuan.”
Patriarchs and Prophets 209.2
Yusuf tidak tahan melihat mereka berbuat dosa dan berlaku jahat sehingga ia menegur mereka dengan lemah lembut, walaupun ia dibenci oleh mereka.
Pertama, tegurlah saudara kita yang berbuat dosa dengan lemah lembut dan cara yang benar yang diajarkan di Alkitab, walaupun ada risiko dibenci oleh mereka. (Baca Matius 18:15-17; Lukas 17:3; 1 Tesalonika 5:14; 2 Timotius 4:2)
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.”
Lukas 17:3
Kedua, jika kita adalah orang yang mendapat teguran, lapangkan hati dan juga jika teguran itu sesuai dengan firman Tuhan, biarlah dengan segala kerendahan hati kita akui dosa kita kepada Tuhan dan bertobat.
“Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.”
Amsal 15:31
Kiranya renungan ini boleh mengajarkan kita semua untuk menegur orang yang berdosa dengan cara yang benar dan lemah lembut serta kita pun harus mau ditegur ketika kita berdosa.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.